REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABBA -- Pihak berwenang dan saksi mata mengatakan serangan udara di Kota Mai Tsebri menewaskan sedikitnya 17 orang. Sebagian besar korban tewas merupakan perempuan. Serangan ini juga melukai puluhan lainnya.
Gempuran ini dilakukan setelah sebelumnya serangan udara di kamp pengungsi di Tigray, Ethiopia menewaskan 56 orang dan melukai 30 lainnya, termasuk anak-anak. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengungkapkan keprihatinannya pada Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengenai jumlah warga sipil yang tewas dan menderita akibat serangan udara.
Pada Selasa (11/1/2022) juru bicara militer Ethiopia Kolonel Getnet Adane dan juru bicara pemerintah Legesse Tutu tidak merespons permintaan komentar mengenai serangan ke Mai Tsebri.
Sebelumnya pemerintah Ethiopia membantah mengincar warga sipil dalam konflik antara pasukan federal dengan kelompok pemberontak Tigray People's Liberation Front (TPLF). yang kini sudah berlangsung selama 14 bulan. Sekutu regional Ethiopia yakni Eritrea turut membantu dalam perang ini.
Abiy terpilih sebagai perdana menteri pada tahun 2018 lalu dan mengakhiri dominasi TPLF di pemerintah pusat Ethiopia selama 27 tahun. Tapi partai itu tetap berkuasa di daerah di Tigray, di mana pertempuran pecah pada November 2020 lalu.
Kedua belah pihak saling menyalahkan. TPLF menuduh Abiy mencoba mensentralisasi kekuasaan dengan mengorbankan daerah. Abiy membantah tuduhan tersebut dan mengklaim TPLF mencoba kembali berkuasa di tingkat nasional.