REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyusun standar nasional Indonesia (SNI) untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri permainan (gim) lokal.
"Standar di ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) sudah ada. Oleh karena itu, itu yang akan kita kenalkan di dalam program pemerintah di tahun 2022 untuk memastikan gim nasional kita bisa bersaing," kata Kepala BSN Kukuh S Achmad dalam konferensi pers Capaian 2021 dan Outlook 2022 BSN di Kantor BSN, Jakarta, Selasa (11/1/2022).
Industri gim menjadi salah satu prioritas pemerintah Indonesia pada 2022, yang mana nilai ekonomi dari gim sekitar Rp 25 triliun hingga Rp 30 triliun setiap tahun. Namun, 99 persen gim yang digunakan di Tanah Air berasal dari buatan luar negeri.
Padahal, menurut Kukuh, banyak anak bangsa Indonesia sudah mampu atau mempunyai potensi besar untuk menjadi pengembang gim, tapi terkendala permodalan. Kukuh menuturkan persoalan terbesar pengembangan gim di Tanah Air bukan tentang kualitas gim, tapi para perusahaan rintisan atau startup lokal kesulitan mendapatkan modal, misalnya perlu agunan untuk mendapatkan pinjaman dari bank.
"Kita akan melakukan langkah-langkah agar industri gim nasional bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujarnya.
Dalam mendukung industri gim nasional, BSN berupaya memastikan para startup bisa menerapkan standar secara sukarela dan dan memberikan pendampingan bagi mereka untuk dapat menerapkan standar dengan baik. "Kita dampingi mati-matian untuk mereka bisa memenuhi standar di awal, Insyaa Allah tidak ada kesulitan terkait dengan isu sertifikasi dan sebagainya," tuturnya.
Ia menuturkan BSN sedang merancang cara agar proses sertifikasi produk gim ke depan dapat dengan mudah diikuti para startup. Dalam skenarionya, Kukuh mengatakan gim lokal dapat diisi dengan konten-konten yang mendidik untuk bisa melestarikan budaya Indonesia.