REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Memiliki pabrik cireng dengan produksi dua ton per hari, bukan hal yang mudah diraih Owner Cireng Brecxelle, Neneng Sahidah. Wanita yang berdomisili di Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok ini harus mundur dari pekerjaannya sebagai guru Taman Kanak-Kanak (TK) dan Taman Pendidikan Alquran (TPA).
Perjalanan masa kecil Neneng tidak mudah. Sebagai anak seorang guru yang juga penjaga sekolah, mereka memiliki keterbatasn penghasilan. Maka sehari-hari Neneng harus membantu orangtuanya mencari tambahan nafkah. Salah satunya dengan mengisi kantin sekolah yang dikelola sang ibu.
Bukan hanya menjaga kantin, tapi Neneng sudah dilibatkan dalam berbelanja hingga membuat makanan-makanan yang dijual. Tempaan masa kecil membuat Neneng terbiasa dalam berwirausaha.
Sebagai anak seorang guru, Neneng pun memilih jalan menjadi guru TK. Setelah 15 tahun mengabdi akhirnya Neneng 'pamit' dari sekolah dan memilih fokus berbisnis cireng, menghidupkan kembali mimpi masa sekolahnya dulu.
Dikutip dari channel Youtube Jaga Lilin, keputusan Neneng untuk mengundurkan diri dari guru TK ini lantaran ia harus fokus dan bertanggungjawab menjalani apa yang dipilihnya. Baik dari usaha, maupun menjadi guru.
“Kalau usaha harus fokus. Saya berniat, kalau sudah 100 bungkus (cireng terjual), sepertinya mau berhenti, mau fokus. Alhamdulillah, Allah kabulkan, ketika sudah sampai 100, saya pamit untuk mengundurkan diri sebagai guru,” ujar Neneng, dikutip Selasa (11/1).
Neneng sendiri memilih cireng karena kakaknya telah lebih dulu memiliki usaha cireng. Setelah meminta izin pada kakaknya, ia pun memproduksi cirengnya sendiri. Kala itu, tak terbayangkan olehnya jika usahanya akan berkembang cukup besar seperti sekarang ini.
Neneng menjalani semua dari nol, mulai dari menitip jualan ke pedagang sayur, menjajakan ke wali murid di TK. Ia memproduksi cireng di rumah ibunya, kemudian menyewa lahan kosong, hingga akhirnya kini memiliki pabrik sendiri yang dapat memproduksi cireng sebanyak dua ton per hari.
Kini jerih payahnya telah membuahkan hasil. Produksi cireng dengan merek Brecxelle telah mencapai dua ton setiap hari, dan sudah terserap di berbagai pasar market. Bahkan, bukan hanya di Depok tapi di berbagai kota di Indonesia seperti Surabaya, Bandung, Palembang, Medan, dan berbagai kota besar lainnya.
Tak jarang Neneng masih memantau langsung proses pembuatan Cireng Brecxelle dan Piscok Lumerria yang bekerjasama dengan kakaknya. Dimana produksi tersebut dilakukan oleh 107 karyawannya yang mayoritas merupakan ibu-ibu.
Baca juga : Cara Mudah Mengontrol Asupan Gula
“Perlakukan makanan yang kita buat selayaknya makanan yang kita makan. Walaupun konsumen tidak lihat, perlakuan terhadap produk kita harus diperhatikan,” pesan Neneng kepada para karyawannya, demi menjaga kualitas cireng yang diperjuangkannya selama ini.
Simak kisah selengkapnya di channel ini: