REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meyakini ajang MotoGP Indonesia 2020 akan bermanfaat bagi kebangkitan ekonomi terutama dalam mendongkrak kinerja UMKM yang berada di kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ia menjelaskan, para pelaku UMKM akan mendapat berkah ekonomi yang menjanjikan, lantaran event balap internasional itu diprediksi akan dihadiri ribuan pengunjung dari berbagai negara dan tanah air.
“MotoGP sangat bermanfaat bagi ekonomi masyarakat setempat terutama UMKM. Ini yang dipastikan, dan pemerintah memberikan perhatian khusus. Untuk itu, kami terus siapkan penyelenggaraan MotoGP Indonesia 2022 agar pelaksanaannya nanti pada Maret bisa berjalan dengan lancar," kata Sandiaga, Selasa (11/1/2022).
Sandiaga menjelaskan terkait isu-isu yang saat ini dihadapi, semuanya bisa dicarikan solusinya dengan baik. Mengenai UMKM juga sudah berbagi tugas dengan Kementerian Koperasi dan UKM. Ia juga menyatakan bakal menggandeng berbagai pihak untuk memberikan keleluasaan kepada sektor parekraf dalam ajang promosi.
“Kemenparekraf akan menangani dari sisi digital dan promosi, sementara Kementerian Koperasi dan UKM menangani fisik. Serta dibantu dan dikurasi oleh Bank Indonesia. Nantinya kita fasilitasi UMKM yang ada di NTB, UMKM yang berada di 5 DSP dan UMKM lainnya yang ada di Indonesia, ” ujarnya.
Komandan Lapangan MotoGP Mandalika Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, menjelaskan, pihaknya terus mengurai 9 isu besar dari pelaksanaan WSBK dan setiap hari terus diberikan update, baik dari sisi perkembangan infrastruktur, infrastruktur jalan bypass Mandalika, infrastruktur dari Keruak menuju Kuta Mandalika.
Termasuk pengecekan Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) yang dibangun KemenPUPR lokasinya berada di sekitar Mandalika sejumlah 300. Termasuk yang berada di 3 Gili terdapat ada 98 unit.
“Inilah yang terus kita persiapkan termasuk kekurangan hotel yang ada di Lombok. Karena kita akan menjual 65 ribu, untuk hotel di Lombok 16 ribu kamar, ditambah solusi yang kita hadirkan adalah Sarhunta, hotel terapung, kemudian hotel-hotel di Bali. termasuk 10 ribu dari masyarakat lokal,” katanya.