REPUBLIKA.CO.ID, BAUBAU -- PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni (Persero) Cabang Baubau, Sulawesi Tenggara, mencatat muatan barang di kapal maupun kontainer milik perusahaan BUMN yang diberangkatkan dari pelabuhan Murhum Baubau sepanjang 2021 meningkat signifikan dari tahun sebelumnya.
"Target muatan baik dari general cargo, dry container, reefer container, kendaraan maupun redpack sepanjang 2021 ada peningkatan dibandingkan 2020," kata Kepala PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Baubau, Juni Samsuddin Sitorus, di Baubau, Selasa (11/1/2022).
Ia merinci, untuk muatan barang curah atau general cargo pada 2020 sebanyak 172.945 ton, meningkat pada 2021 menjadi 467.423 ton. Dry container atau muatan kering pada 2020 sebanyak 192 teus (kontainer) mengalami peningkatan pada 2021 sebesar 232 teus.
"Untuk reefer container (muatan beku) pada 2021 juga naik sebesar 124 teus dari tahun sebelumnya hanya 103 teus," kata Juni.
Ia menambahkan, barang dry container dan reefer container yang diberangkatkan dari pelabuhan Murhum Baubau biasanya menuju pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) dan pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta). Rata-rata muatan kering berupa kelapa, kopra, mete, dan barang pindahan, sementara muatan beku yakni ikan teri.
Ia juga memaparkan, muatan kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang tercatat sebanyak 46 unit selama 2020, meningkat menjadi 119 unit pada 2021. Begitu pula muatan redpack sebanyak 2.784 ton pada 2020 mengalami peningkatan menjadi 3.858 ton pada 2021.
Redpack merupakan jasa pengiriman barang yang muatannya dibatasi, dalam artrean maksimal sebesar 50 kilogram dengan dimensi lebar 0,5 meter dan tinggi tidak lebih dari 1 meter.
"Redpack itu barang-barang kecil tapi sangat berharga. Jadi seperti itu yang biasa dipakai menggunakan redpack," ujar mantan Kepala Pelni Cabang Serui ini.
Ia mengharapkan adanya kenaikan jumlah muatan barang maupun penumpang pada 2022, seiring dengan makin menurunnya jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air.