Rabu 12 Jan 2022 08:15 WIB

Kucurkan Rp 4,4 Triliun, AS: Kami Tetap Jadi Donor Tunggal Terbesar di Afghanistan

AS mengucurkan dana untuk tangani krisis kemanusiaan termasuk bantuan vaksin Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera Amerika Serikat
Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan dana sebesar 308 juta dolar atau setara Rp 4,4 triliun (dengan kurs Rp 14.305 per dolar AS) untuk membantu Afghanistan menangani krisis kemanusiaan. Selain itu, Washington bakal memberikan bantuan vaksin Covid-19.

“Hari ini AS mengumumkan bantuan kemanusiaan baru senilai 308 juta dolar untuk rakyat Afghanistan dan satu juta dosis vaksin Covid-19 yang diberikan melalui (program) Covax (total 4,3 juta dosis). Kami tetap menjadi donor tunggal bantuan kemanusiaan terbesar di Afghanistan,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Emily Horne lewat akun Twitter-nya, Selasa (11/1/2022).

Baca Juga

Dia menekankan, AS berkomitmen mendukung rakyat Afghanistan. “Kami terus mempertimbangkan semua opsi yang tersedia bagi kami. Kami mendukung rakyat Afghanistan,” ucap Horne.

Pengumuman AS itu muncul tak lama setelah PBB menyampaikan bahwa mereka membutuhkan dana sebesar 5 miliar dolar AS tahun ini untuk menangani krisis kemanusiaan di Afghanistan. PBB meminta dunia berpartisipasi dalam membantu negara tersebut.

“Bencana kemanusiaan besar-besaran tampak. Pesan saya mendesak; jangan tutup pintu bagi rakyat Afghanistan. Bantu kami meningkatkan dan mencegah kelaparan yang meluas, penyakit, kekurangan gizi, dan akhirnya kematian,” kata kepala bantuan PBB Martin Griffiths, Selasa.

Dari total dana yang dibutuhkan PBB, sebanyak 4,4 miliar dolar AS di antaranya bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan esensial di internal di Afghanistan. Sementara 623 juta dolar AS diperlukan untuk menyokong kehidupan jutaan warga Afghanistan yang berlindung di luar perbatasannya. Menurut PBB, terdapat 5,7 juta pengungsi Afghanistan yang terlantar di lima negara tetangga. Mereka membutuhkan bantuan vital tahun ini.

Sebanyak 4,7 juta orang di Afghanistan diperkirakan atau berisiko menderita gizi buruk akut tahun ini. Angka itu termasuk 1,1 juta anak-anak. Griffiths mengatakan, tanpa bantuan kemanusiaan, bencana kelaparan, kematian, dan perpindahan massal di Afghanistan akan berlanjut. Sebaliknya, jika donor internasional mengalir, rakyat Afghanistan dapat memperoleh keamanan dan jaminan hidup.

Baca: Temukan 2 Kasus Omicron, China Kurung 20 Juta Orang dengan Lockdown 3 Kota

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi mengungkapkan, tujuan paket bantuan untuk Afghanistan adalah menstabilkan situasi di negara tersebut. Dengan demikian, banjir migran ke negara-negara tetangga Afghanistan dapat dihindari atau dicegah. 

“Pergerakan orang itu akan sulit diatur, di daerah dan sekitarnya, karena tidak akan berhenti di daerah. Jika upaya ini tidak berhasil, kami harus meminta 10 miliar dolar AS tahun depan, bukan 5 miliar dolar AS," kata Grandi menjelaskan. 

Baca: Kucurkan Rp 4,4 Triliun, AS: Kami Tetap Jadi Donor Tunggal Terbesar di Afghanistan

Baca: Udara Beku Kutub Utara Sapu Wilayah Timur Laut AS, Suhunya Menusuk Kulit

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement