REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan memindahkan tahanan tingkat tinggi pertama dari penjara di Teluk Guantanamo, Kuba. Mereka akan dipindahkan dengan jaminan keamanan.
New York Times melaporkan, Dewan Peninjau Berkala di Teluk Guantanamo telah merekomendasikan agar seorang tahanan yang merupakan warga negara Somalia, Guled Duran dipindahkan. Duran ditahan di penjara Guantanamo tanpa tuduhan. Dia dibawa ke penjara tersebut oleh CIA pada 2006.
Dilansir Middle East Monitor, Rabu (12/1/2022), Duran adalah salah satu dari 39 tahanan yang tetap berada di Teluk Guantanamo. Dia bergabung dengan sekitar 13 atau 14 tahanan lainnya yang akan dipindahkan.
Lokasi pemindahan Duran belum ditetapkan. Tetapi sebuah dokumen tertanggal 10 November menyatakan bahwa, upaya keras akan dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi pemindahan yang sesuai di luar Amerika Serikat. Pemindahan tunduk pada keamanan yang sesuai dan jaminan perawatan yang manusiawi.
Pengacara Duran, Shayana Kadidal telah mendapatkan informasi mengenai pemindahan tersebut. Sementara Duran mengetahui soal pemindahan itu pada Senin (10/1/2022) pagi.
Duran tinggal di Swedia sebagai pengungsi selama masa remajanya. Dia dilaporkan memiliki kerabat di Kanada.
Tahanan lain yang akan dipindahkan adalah Moath Al-Alwi. Namun Pengacara Al-Alwi menolak berkomentar. Pentagon juga menolak mengomentari rencana pemindahan Duran atau Al-Awli.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden, telah memindahkan satu narapidana yang merupakan warga negara Maroko dari penjara Guantanamo. Tahanan itu awalnya diizinkan untuk dipindahkan di bawah pemerintahan mantan Presiden Barack Obama. Tetapi prosesnya terhenti selama pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Pentagon tetap berkomitmen pada rencana pemerintahan Biden untuk menutup fasilitas penahanan di Teluk Guantanamo. Namun juru bicara Pentagon, John Kirby belum mengkonfirmasi lebih lanjut tentang persetujuan transfer tahanan.
"Saya tidak dapat mengkonfirmasi laporan-laporan itu. Saya tidak akan berbicara mengenai transfer (tahanan) dari Guantanamo hari ini," kata Kirby, dilansir Sputnik.
Baca: Temukan 2 Kasus Omicron, China Kurung 20 Juta Orang dengan Lockdown 3 Kota
Kirby menegaskan, Pentagon berkomitmen untuk menutup fasilitas penahanan Guantanamo. Menurut Kirby, jumlah tahanan yang masih tersisa di Guantanamo sekitar 36 orang. Pada puncaknya, jumlah tahanan di Guantanamo mencapai 800 orang.
"Jadi jumlahnya kecil. Tidak mengherankan, itu adalah kasus yang paling sulit untuk ditangani dan diadili," kata Kirby.
Baca: Kucurkan Rp 4,4 Triliun, AS: Kami Tetap Jadi Donor Tunggal Terbesar di Afghanistan
Baca: Udara Beku Kutub Utara Sapu Wilayah Timur Laut AS, Suhunya Menusuk Kulit