REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana penambahan modal oleh Chairul Tanjung sebagai pemegang saham PT Garuda Indonesia Tbk dinilai langkah yang tepat. Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto, mengatakan suntikan modal akan mengurangi tekanan finansial yang sedang dialami Garuda.
"Ya Garuda memang harus injeksi modal baru untuk mengurangi tekanan finansial yang terjadi saat ini," kata Toto kepada Republika.co.id, Selasa (11/1/2022).
Menurut Toto, suntikan modal tetap perlu dilakukan meskipun saat ini pemegang saham utama Garuda tidak mampu menyetor tambahan modal. Pemegang saham bisa mengundang investor strategis namun dengan risiko kepemilikan saham incumbent akan terdelusi.
"Kalau tidak ingin terjadi delusi kepemilikan saham, maka upaya menambah setoran modal seperti yang akan dikerjakan kelompok bisnis CT bisa dilaksanakan," terang Toto.
Sebelumnya, Chairul Tanjung menyampaikan pihaknya siap untuk melakukan penambahan modal ke Garuda. Penambahan modal ini rencananya akan dilakukan setelah proses restrukturisasi utang Garuda selesai.
Seperti diketahui, saat ini Garuda sedang berupaya merestrukturisasi utang-utangnya. Menurut Toto, apabila negosiasi dengan seluruh kreditur berjalan lancar maka restrukturisasi Garuda juga akan berjalan lancar.
"Kata kuncinya keberhasilan renegosiasi dengan kreditur harus dibarengi dengan langkah restrukturisasi yang lugas. Ini bisa memberikan harapan baik," kata Toto.
Bos CT Corp, Chairul Tanjung, siap menyuntikkan modal ke PT Garuda Indonesia Tbk sebagai langkah penyelamatan maskapai pelat merah itu dari isu kebangkrutan. Seperti diketahui, saat ini Garuda sedang berupaya merestrukturisasi utang-utangnya.
Chairul menegaskan, penambahan modal rencananya akan dilakukan setelah proses restrukturisasi utang tersebut selesai. "Kalau selesai nanti rencananya kita akan menambah modal ya untuk memperkuat," kata Chairul di Jakarta, Selasa (11/1/2022)
Meski demikian, Chairul tidak menyebutkan secara rinci terkait skema penambahan modal yang akan dilakukan. Dia berharap proses restrukturisasi bisa selesai dalam waktu dekat sehingga penambahan modal bisa segera dilakukan.
Baca juga : 6 Alasan Memilih Garuda Indonesia untuk Liburan
Sebagai informasi, Chairul merupakan salah satu pemegang saham dari emiten penerbangan bersandi GIAA ini. Melalui Trans Airways, Chairul menggenggam saham GIAA sebesar 28,27 persen.
Sejalan dengan restrukturisasi yang dilakukan, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio mengatakan perseroan akan mengoptimalkan upaya pengelolaan tata kelola keuangan. Prasetio menuturkan, Garuda akan fokus kepada pengelolaan keuangan yang prudent.
"Garuda Indonesia mendukung keberlangsungan operasi maskapai dengan penuh pertimbangan situasi yang dinamis," kata Prasetio.
Prasetio melihat, ada potensi yang positif pada kuartal keempat 2021 dan peningkatan penumpang pada Desember. Prasetio mengungkapkan, pelonggaran atas perjalanan seluruh dunia menjadi optimisme Garuda agar kondisi keuangan jauh lebih baik.