REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rover Perseverance mengebor dan mengumpulkan sampel keenam batuan Planet Mars pada akhir bulan Desember 2021 lalu. Namun, rover seukuran mobil belum dapat menyegel tabung titanium yang berisi material tersebut.
“Saya baru-baru ini menangkap inti batuan keenam saya dan menghadapi tantangan baru. Tampaknya beberapa puing seukuran kerikil menghalangi lengan robot saya untuk menyerahkan tabung untuk penyegelan/penyimpanan. Lebih banyak gambar dan data akan datang. #SamplingMars membutuhkan Perseverance,” kata anggota tim misi pada Jumat (7/1/2022) melalui akun Twitter Perseverance, dilansir dari Space, Rabu (12/1/2022).
Perseverance mendarat pada Februari 2021 di dalam Kawah Jezero selebar 28 mil (45 kilometer). Wilayah ini diyakini dulunya merupakan danau dan delta sungai miliaran tahun yang lalu. Rover memiliki dua tujuan misi utama, yakni berburu tanda-tanda kehidupan Mars kuno dan mengumpulkan beberapa lusin sampel dari wilayah itu.
Materi Mars yang masih asli ini akan dikembalikan ke Bumi, mungkin pada awal 2031, oleh kampanye gabungan NASA/Badan Antariksa Eropa (European Space Agency). Perseverance telah menyimpan lima sampel batuan Mars.
Pada 29 Desember 2021, robot beroda enam mengumpulkan sampel nomor enam dari batu yang disebut tim misi Issole, mengeluarkan material menggunakan bor perkusi di ujung lengan robot sepanjang tujuh kaki (2,1 meter).
Semuanya berjalan lancar sampai Perseverance mentransfer sampel, yang sudah berada di dalam tabung titaniumnya, ke bit carousel. Ini adalah struktur seperti roda yang berputar pada sasis rover. Sensor mencatat resistensi secara tak terduga lebih awal selama langkah ini, menunjukkan semacam penyumbatan.
Akhir pekan lalu, tim misi menginstruksikan Perseverance untuk mengeluarkan tabung berisi sampel dari carousel dan mengambil beberapa foto mekanismenya. Gambar-gambar itu mengungkapkan kerikil di carousel kecil. Tim Perseverance sedang menangani masalah ini sekarang.
“Para perancang carousel kecil memang mempertimbangkan kemampuan untuk terus berhasil berooperasi dengan puing-puing,” kata Louise Jandura, kepala insinyur untuk pengambilan sampel dan penyimpanan di Laboratorium Propulsi Jet NASA di California Selatan, yang mengelola misi Perseverance, menulis dalam sebuah posting blog pada Jumat (7/1/2022).
“Namun, ini adalah pertama kalinya kami melakukan pembersihan puing-puing, dan kami ingin mengambil waktu apa pun yang diperlukan untuk memastikan kerikil ini keluar dengan cara yang terkendali dan teratur,” tambah Jandura.
Ini bukan tantangan pengambilan sampel pertama yang dihadapi Perseverance di Mars. Misalnya, rover gagal mengumpulkan material apa pun selama upaya pengambilan sampel pertamanya, yang berlangsung pada Agustus 2022. Tim misi menentukan bahwa batu target pada kesempatan itu kemungkinan terlalu lunak, hancur berkeping-keping sehingga tidak berhasil masuk ke dalam tabung.
“Satu hal yang kami temukan adalah ketika tantangan rekayasa jaraknya ratusan juta mil (Mars saat ini berjarak 215 juta mil (346 juta kilometer) dari Bumi), Anda perlu meluangkan waktu dan teliti. Kami akan melakukannya di sini sehingga ketika kami menabrak jalan Mars yang tidak beraspal lagi, pengumpulan sampel Perseverance juga siap diluncurkan,” tulis Jandura.