REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta peluncuran Holding BUMN Pangan bernama ID Food tak sekadar seremonial, melainkan dapat berperan besar bagi kemandirian pangan nasional.
"Peluncuran holding pangan dengan brand ID Food bukan hanya ganti logo tapi harus dipastikan ekosistem yang ada di BUMN mengenai rantai pasok grup pangan BUMN harus bisa diperbaiki dan ditingkatkan," ujar Erick saat menyaksikan peluncuran Holding BUMN Pangan bernama ID Food di Museum Fatahillah, Kawasan Kota Tua, Jakarta, Rabu (12/1/2022).
Erick berharap ID Food dapat lebih maksimal dalam membantu program Makmur yang terbukti sukses. Erick mengatakan program Makmur yang awalnya ditargetkan mencapai 50 ribu hektare sawah kini telah melebihi target dengan luasan mencapai 85 ribu hektare sawah dan menaungi 79 ribu petani.
Erick mengatakan program Makmur menjadi bukti penguatan ekosistem akan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani. Erick tak menutup kemungkinan memperluas program Makmur untuk para peternak dan nelayan ke depan.
"ID Food kita dorong untuk melakukan perbaikan rantai pasok pangan yang selama ini tidak ada kepastian, tidak ada koordinasi satu dan lainnya," ucap Erick.
Kata Erick, penguatan ekosistem pangan BUMN menjadi langkah awal dalam mendorong peningkatan ekosistem pangan secara nasional. Untuk itu, Erick telah menggabungkan sejumlah BUMN dalam holding pangan yang memiliki fokus bisnis yang sama. Dengan demikian, jumlah holding BUMN pangan yang sebelumnya sebanyak delapan BUMN kini menjadi lima BUMN.
Hal ini menyusul merger antara PT Bhanda Ghara Reksa (BGR Logistics) yang bergabung ke dalam PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Perikanan Nusantara (Perinus) yang bergabung ke dalam PT Perikanan Indonesia (Perindo), dan PT Pertani yang masuk ke dalam PT Sang Hyang Seri.
"Kita memergerkan dari delapan perusahaan menjadi lima, kalau kurang atau masih bandel, saya mergerin lagi, tapi saya rasa lima angka yang bagus," ungkap Erick.
Erick berharap penggabungan ini dapat kembali menyehatkan kondisi BUMN pangan. Oleh karena itu, Erick meminta BUMN pangan segera melakukan inovasi model bisnis yang selaras dengan perkembangan zaman.
"Yang penting kita ubah model bisnis dan tentu banyak aset-aset yang tidak masuk dalam strategi besar RNI bisa dilepas ke BUMN lain yang punya produk yang sama," ungkap Erick.
Bagi Erick, ID Food harus meningkatkan inovasi dan teknologi agar bisa bersaing. Erick menilai inovasi dan teknologi menjadi kunci utama di era disrupsi saat ini.
"Kalau tidak dilakukan, jangan kaget 10 tahun lagi Indonesia kalah sama Rwanda yang mereka melakukan perubahan besar-besaran untuk agrikultur waktu 10 tahun tidak lama, dengan inovasi teknologi dengan inovasi, RNI ini bisa," kata Erick.