Rabu 12 Jan 2022 14:31 WIB

Politikus Masuk Kepengurusan, Gus Yahya: Ini Strategi PBNU

PBNU mengakomodasi elemen kepentingan dari berbagai macam sudut politik.

Rep: Fuji E Permana/Nashih Nashrullah/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersama Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar bersiap mengumumkan daftar pengurus PBNU periode 2022-2027 di Jakarta, Rabu (12/1). PBNU mengumumkan 47 nama pengurus PBNU masa khidmat 2022-2027, yang diharapkan dapat menjangkau seluruh kepentingan konstituen PBNU serta mencerminakan realitas multipolar yang ada di Indonesia, baik dari segi kedaerahan dari perspektif gender. Politikus Masuk Kepengurusan, Gus Yahya: Ini Strategi PBNU
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersama Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar bersiap mengumumkan daftar pengurus PBNU periode 2022-2027 di Jakarta, Rabu (12/1). PBNU mengumumkan 47 nama pengurus PBNU masa khidmat 2022-2027, yang diharapkan dapat menjangkau seluruh kepentingan konstituen PBNU serta mencerminakan realitas multipolar yang ada di Indonesia, baik dari segi kedaerahan dari perspektif gender. Politikus Masuk Kepengurusan, Gus Yahya: Ini Strategi PBNU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berkali-kali sudah menegaskan PBNU ingin mengambil jarak setara dengan berbagai sudut kepentingan politik yang ada di sekitar. Hal itu dilakukan dengan cara mengakomodasi elemen kepentingan dari berbagai macam sudut politik.

"Itu supaya di dalam kepengurusan (PBNU) nanti satu sama lain bisa saling mengontrol untuk menjaga agar jarak NU dengan berbagai pihak politik tetap sama satu dengan yang lain," kata Gus Yahya saat konferensi pers pengumuman jajaran kepengurusan PBNU di gedung PBNU, Rabu (12/1/2022).

Baca Juga

Gus Yahya menjelaskan mengapa di kepengurusan PBNU masa khidmat 2022-2027 ada sejumlah politikus. Dia mengatakan itu adalah strategi PBNU.

Menurut dia, dengan memasukkan unsur-unsur dari berbagai kepentingan politik yang berbeda di kepengurusan PBNU, supaya satu sama lain bisa saling menjaga. Sebab kalau PBNU dibersihkan dari para politikus, nanti malah kepentingan-kepentingan politik akan berusaha masuk PBNU.

"Justru dengan memasukkan orang orang yang sudah diketahui memang punya latar belakang politik supaya saling menjaga sehingga kalau mereka mengeluarkan atau bertindak atau menyampaikan sesuatu yang miring-miring kepada kepentingan politik masing-masing bisa langsung ketahuan," ujarnya.

Gus Yahya mengatakan, supaya para politikus yang ada di kepengurusan PBNU tidak mengeklaim sesuatu yang netral, padahal tidak. Sebab PBNU ke depan sungguh-sungguh ingin transparan dan diketahui publik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement