Rabu 12 Jan 2022 16:37 WIB

Bio Farma: Peleburan Eijkman ke BRIN tak Ganggu Vaksin Merah Putih

Inisiasi vaksin Merah Putih dilakukan sebelum peleburan Eijkman ke BRIN.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir (kedua kanan) berbincang dengan stafnya sebelum dimulainya rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Kompeks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/11/2021). Honesti menyatakan, peleburan Eijkman ke BRIN tak ganggu riset vaksin Merah Putih.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir (kedua kanan) berbincang dengan stafnya sebelum dimulainya rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Kompeks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/11/2021). Honesti menyatakan, peleburan Eijkman ke BRIN tak ganggu riset vaksin Merah Putih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama (Dirut) PT Biofarma Honesti Basyir mengatakan, pengembangan vaksin Merah Putih terus berjalan. Walaupun Lembaga Biologi dan Molekuler (LBM) Eijkman kini dilebur ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Tidak ada masalah, ini (vaksin Merah Putih) kan udah kita inisiasi dari awal. Kita juga udah koordinasi dengan BRIN. Dengan Pak Laksono ini tidak mengganggu inisiasi yang sudah dilakukan sebelum ada peleburan, jadi no issue," ujar Honesti di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/1).

Baca Juga

Saat ini, vaksin Merah Putih ada pada tahap optimalisasi dari sirvaksin yang sudah ada tiga prototipe. Ia menyebut, proses optimalisasinya semakin bagus yang kemudian akan segera dilakukan uji klinis.

"Harus dites dulu secara industri, skalanya bagus tidak? Begitu. Sehingga memang kita lakukan berapa kali optimalisasi, tahapan sekarang kita akan segera masuk ke uji praklinis ke hewan," ujar Honesti.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko juga mengatakan, pengembangan vaksin Merah Putih hingga saat ini masih berjalan. Walaupun LBM Eijkman telah dilebur ke dalam lembaganya.

"Vaksin Merah Putih masih jalan, kalau yang protein rekombinan sekarang mencari yield yang lebih tinggi," ujar Handoko.

Ia menjelaskan, tim Eijkman yang ada di BRIN sedang fokus melakukan peningkatan yield atau produktivitas bibit vaksin Merah Putih. Peningkatan yield bibit vaksin dilakukan di laboratorium untuk optimalisasi berbagai parameter.

"Ini kan cari yield yang lebih tinggi, supaya ini nantinya tidak terlalu mahal ya kalau sudah jadi. Jadi biarkan lah jalan dulu," ujar Handoko.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement