REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pemeriksaan secara acak di sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Yogyakarta terus berjalan. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sendiri telah menskrining ribuan pelajar.
Pengambilan sampel sendiri sekitar 10 persen di tiap sekolah. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Budi Santosa Asrori mengatakan, pemeriksaan ini dilakukan menggunakan RDT antigen dan PCR.
Total yang sudah menjalani pemeriksaan hingga saat ini mencapai 2.400 pelajar. Dari jumlah tersebut, kata Budi, kasus positif Covid-19 yang ditemukan tidak lebih dari 50 anak."Hasilnya itu artinya kurang dari dua persen (yang ditemukan positif). Positivity rate-nya dua persen masih dalam batas toleransi," kata Budi, Rabu (12/1).
Budi menyebut, kasus positif yang ditemukan merupakan tanpa gejala. Meskipun begitu, dari seluruh kasus tersebut penyebarannya tidak terjadi di sekolah."Dari hasil pelacakan tidak tertular di sekolah, tapi ditempat lain," ujar Budi.
Skrining acak yang masih terus berjalan di sekolah-sekolah dilakukan untuk mengantisipasi penularan Covid-19, terutama varian Omicron. Selain itu, kata Budi, juga dalam rangka memberikan rasa aman guna mendukung PTM.
Pelaksanaan PTM di Kota Yogyakarta secara penuh atau 100 persen dilakukan secara bertahap. Dalam menuju PTM 100 persen, saat ini dimulai dengan kapasitas sekitar 70 persen."Kalau kita evaluasi anak-anak di sekolah tidak ada kerumunan yang berarti. Ini memantapkan kita sesungguhnya di sekolah aman-aman saja," jelasnya.
Budi menegaskan, pihaknya akan menghentikan pembelajaran sementara waktu jika ditemukan kasus positif selama PTM. Penghentian PTM ini dilakukan selama lima hari. "Sebelumnya ada kasus beberapa sekolah yang dihentikan kegiatan pembelajaran selama lima hari sambil melakukan pelacakan kasus," tambah Budi.
Sementara itu, Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi juga menyebut pemeriksaan acak di sekolah ini terus digencarkan. Pemeriksaan dilakukan beriringan dengan vaksinasi anak usia 6-11 tahun.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengontrol potensi penularan Covid-19 di sekolah. Pemeriksaan ini juga sebagai bentuk evaluasi kegiatan PTM apakah berjalan dengan baik atau tidak.
"Kalaupun ada kasus positif di sekolah dan tidak menyebar kemana-mana, itu berarti protokol kesehatan dilaksanakan. Jadi kegiatan PTM kami dampingi dengan pemeriksaan," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut.