Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dewi Alfi

Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah

Sejarah | Wednesday, 12 Jan 2022, 17:26 WIB

Ketika pada zaman kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, terjadi persaingan politik antara Ali dan Muawiyah. Setelah Ali wafat, Hasan anak dari Ali menggantikan posisi Ayahnya sebagai khalifah akan tetapi kekuatanya tidak sekuat Ayahnya sehingga Ia memutuskan untuk membuat perjanjian damai pada saingan politiknya yaitu Muawiyah dan Muawiyah menanggalkan perjanjian itu dengan jabatan sebagai Khalifah pada tahun 41 H (661 M). Maka pada tahun itu disebut tahun Al jamaah (Persatuan) sebagai tanda bahwa umat Islam telah menyepakati secara aklamasi mempunyai hanya satu orang khalifah. Sehingga berakhirnya masa Khulafaur Rasyidiin, dan dimulailah kekuasaan Dinasti Umayyah.

Dinasti bani Umayyah merupakan pemerintahan kaum Muslimin yang berkembang setelah masa Khulafa al-Rasyidin yang dimulai pada tahun 41 H/661 M. 4 Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Nama Dinasti Umayyah dinisbahkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf. Silsilah keturunan Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bertemu dengan Nabi Muhammad SAW pada Abdi Manaf nya. Jika keturunan Nabi dipanggil dengan keluarga Hasyim (Bani Hasyim), maka keturunan Umayyah disebut dengan keluarga Umayyah (Bani Umayyah). Oleh karena itu, Muawiyah dinyatakan sebagai pembangun atau tokoh utama Dinasti Bani Umayyah.

Pada masa pemerintahan Bani Umayyah terjadi perubahan sistem pemerintahan dari Demokrasi menjadi Monorki. Dan dalam pemerintahannya juga dalam kekuasaan melalui kekerasan, tipu daya, diplomasi tidak melalui suara terbanyak. Untuk mempertahankan kekuasaannya, Muawiyah bersikap otoriter. Dia memang tidak menggunakan istilah khalifah namun dia memberikan interprestasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Untuk mempertahankan kekuasaan, khilafah berani bersikap otoriter, adanya unsur kekerasan, diplomasi yang diiringi dengan tipu daya, serta hilangnya musyawarah dalam pemilihan khilafah.

Menurut catatan sejarah dinasti Umayyah ini terbagi menjadi dua periode, yaitu:

1. Dinasti Umayyah I di Damaskus (41 H/661 M-132 H/750 M).

Dinasti ini berkuasa kurang lebih selama 90 tahun dan mengalami pergantian pemimpin sebanyak 14 kali. Diantara khalifah besar dinasti ini adalah Mu’āwiyyah bin Abī Sufyān (661-680 M), ‘Abd al-Mālik bin Marwān (685-705 M), AlWālid bin ‘Abd al-Mālik (705-715 M), ‘Umār bin ‘Abd al‘Azīz (717-720 M), dan Hishām bin ‘Abd al-Mālik (724-743 M). Pada tahun 750 M, dinasti ini digulingkan oleh dinasti ‘Abbāsiyyah.

2. Dinasti Umayyah II di Andalus/Spanyol (755-1031 M).

Kerajaan Islam di Spanyol ini didirikan oleh ‘Abd al-Rahmān al-Dākhil. Ketika Spanyol berada di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah II ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan. Terutama pada masa kepemimpinan ‘Abd alRahmān al- Ausāṭ, pendidikan Islam menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini desebabkan karena sang khalifah sendiri terkenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Ia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di sana menjadi kian semarak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image