REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang Jurnalis India, Zeba Warsi, bangun pada suatu pagi di awal Januari dengan menemukan penghinaan besar atas dirinya. Namanya tiba-tiba ada di aplikasi "pelelangan" daring yang menargetkan wanita Muslim.
"Saya merasa marah, dan benar-benar tidak berdaya bahwa ini terjadi pada saya dan banyak wanita Muslim lainnya di negara ini," katanya, dilansir dari Deutsche Welle, Senin (10/1/2022).
Aplikasi open source pada platform Github yang disebut Bulli Bai ternyata telah berbagi foto puluhan wanita tanpa persetujuan mereka. Dinamakan Bulli Bai sebagai istilah menghina yang kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan wanita Muslim.
Pengguna dapat menawar jurnalis, selebritis, dan artis dengan foto dan nama mereka ditampilkan sebagai 'Bulli Bai of the Day'. “Jika Anda seorang wanita dan suara Muslim di negara ini, Anda menjadi sasaran empuk,” kata Warsi.
Lebih dari 100 wanita terdaftar di aplikasi, yang sebagian besar vokal di platform media sosial, terutama tentang hak-hak Muslim di India. "Mereka politikus, mereka aktif dalam ruang sosial di India. Mereka vokal tentang isu-isu di negara ini, khususnya tentang meningkatnya Islamofobia di negara ini," kata Warsi.
"Sangat jelas mengapa kami menjadi sasaran. Dalam masyarakat patriarki seperti India, jika Anda ingin menargetkan sebuah komunitas, Anda menargetkan perempuannya," katanya.Ia menambahkan para pelaku kemungkinan didorong oleh kebangkitan ideologi sayap kanan Hindu. Beberapa korban Muslim India lainnya menjadi sasaran aplikasi tersebut, termasuk Ismat Ara yang mengajukan dan kemudian membagikan di media sosial pengaduan polisi yang mengatakan aplikasi itu dirancang untuk menghina wanita Muslim. Polisi Mumbai mengatakan mereka sedang menyelidiki apakah aplikasi itu adalah bagian dari konspirasi yang lebih besar.