Rabu 12 Jan 2022 19:50 WIB

Menkominfo: 453 Kasus Omicron di Jakarta dari Perjalanan Luar Negeri

Masyarakat tidak perlu panik, tetap berlaku waspada dan terus bekerja sama.

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Seorang penumpang pesawat antre di loket dekat papan jadwal penerbangan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (7/1/2022). Pemerintah untuk sementara menutup pintu masuk bagi warga dari Afrika Selatan, Botswana, Norwegia, Prancis, Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Lesotho, Inggris dan Denmark dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 tipe SARS-CoV-2 varian B.1.1.529 atau Omicron yang berlaku hari ini (7/1/2022).
Foto: ANTARA/FAUZAN
Seorang penumpang pesawat antre di loket dekat papan jadwal penerbangan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (7/1/2022). Pemerintah untuk sementara menutup pintu masuk bagi warga dari Afrika Selatan, Botswana, Norwegia, Prancis, Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Lesotho, Inggris dan Denmark dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 tipe SARS-CoV-2 varian B.1.1.529 atau Omicron yang berlaku hari ini (7/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan tidak dapat dipungkiri, sebagian besar kasus tersebut disumbangkan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Seperti di wilayah Jakarta, dari 537 kasus yang ada, 435 kasus berasal dari PPLN.“Data menunjukkan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia sebagian besar adalah pada pelaku perjalanan luar negeri,” ujar Johnny, Rabu (12/1/2021).

“Oleh karenanya, kami kembali sampaikan pesan ini kepada masyarakat, untuk bijak bermobilitas, tidak bepergian dulu keluar negeri dalam beberapa minggu mendatang guna menekan potensi bertambahnya kasus Omicron yang masuk ke negara kita,” lanjutnya.

Baca Juga

Dibandingkan sebelumnya, kata Johnny, Indonesia saat ini memang jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. “Tingkat vaksinasi sudah lebih baik, kapasitas testing dan tracing kita juga lebih tinggi. Sistem kesehatan sudah lebih siap, baik dalam hal obat- obatan, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat,” jelasnya.

Ia menegaskan, pemerintah juga terus memantau dan mengevaluasi secara ketat perkembangan kasus yang ada, serta akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. Dalam hal ini, yang akan menjadi salah satu indikator utama adalah situasi perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti angka keterisian tempat tidur di rumah sakit.“Pemerintah terus berusaha untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Namun, mesti diingat, ini tidak bisa kita lakukan tanpa dukungan penuh dari masyarakat,” katanya.

“Syarat utama kita semua harus disiplin. Keberhasilan kita mengendalikan varian Omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, termasuk dengan cara mengurangi bepergian ke luar negeri ini,” kata Johnny.

Selain itu, meski kemungkinan kasus naik tetap ada, ia meminta masyarakat tidak panik  tetap berlaku waspada dan terus bekerja sama.“Terutama disiplin prokes dan segera vaksinasi. Untuk kelompok yang sudah mendapatkan jadwal vaksinasi booster, jangan sampai terlewatkan. Vaksinasi sangat membantu dalam mengurangi resiko kita sakit berat jika terinfeksi Covid-19,” kata dia.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement