REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA — Masyarakat di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), Jawa Barat, diminta mewaspadai potensi terjadinya angin kencang. Adanya angin kencang ini dapat memicu kejadian bencana.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, dalam kondisi normal, kecepatan angin di wilayah Ciayumajakuning hanya berkisar 5-25 knot atau 5-46 kilometer per jam. Adapun saat ini diperkirakan kecepatannya bisa mencapai maksimum 30 knot atau 56 kilometer per jam.
Menurut Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyn, peningkatan kecepatan angin di wilayah Ciayumajakuning sudah terjadi sejak 11 Januari 2022. “Diprakirakan masih akan berlangsung hingga 13 Januari 2022,” kata prakirawan cuaca yang akrab disapa Faiz itu, Rabu (12/1/2022).
Faiz menjelaskan, peningkatan kecepatan angin di wilayah Ciayumajakuning itu dipengaruhi perbedaan tekanan udara yang terbilang signifikan di wilayah selatan dan utara ekuator Indonesia. Selain itu, adanya sirkulasi siklonik di sebelah selatan pulau Jawa. “Kondisi itulah yang berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan angin di Jawa Barat, termasuk wilayah Ciayumajakuning,” ujar dia.
Dengan adanya potensi peningkatan kecepatan angin ini, Faiz mengimbau masyarakat di wilayah Ciayumajakuning lebih berhati-hati. Terjadinya angin kencang bisa memicu bencana, seperti pohon tumbang. Kondisi angin kencang juga dapat menjadi perhatian bagi para nelayan. Sebab, angin kencang dapat memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan utara wilayah Cirebon-Indramayu.
Di Kabupaten Kuningan, pada Rabu dilaporkan terjadi angin kencang, yang memicu rumpun bambu tumbang di wilayah Desa Gunungkeling, Kecamatan Cigugur. Kejadian itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Adanya rumpun bambu yang tumbang itu dapat berdampak terhadap ruas jalan yang menghubungkan Desa Gunungkeling dengan Desa Ragawacana, Kecamatan Kramatmulya.
Menurut Kepala UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan Khadafi Mufti, personelnya sudah diberangkatkan ke lokasi kejadian untuk melakukan pembersihan. Namun, saat akan melakukan pembersihan, kata dia, terdapat pergeseran tanah dari tebing setinggi kurang lebih 15 meter.
Lantaran itu, ia mengatakan, upaya pembersihan ditunda karena dapat membahayakan petugas, serta pengguna jalan raya. “Kami telah berkoordinasi dengan kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten kuningan untuk dilakukan kajian cepat (asesmen) terlebih dahulu sebelum dilakukan proses pembersihan,” kata Khadafi.