Kamis 13 Jan 2022 07:45 WIB

Thailand Pungut Tarif Tambahan Bagi Turis Asing untuk Biaya Pengobatan

Pandemi Covid-19 berdampak besar pada pariwisata Thailand

Rep: Lintar Satria/Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang sopir taksi menunggu pelanggan di dekat hotspot turis yang sepi di Jalan Khaosan di Bangkok, Thailand, Selasa (12/1). Thailand memperingati satu tahun sejak pertama kali terinfeksi COVID-19, pada 12 Januari 2020. EPA-EFE/NARONG SANGNAK
Foto: EPA-EFE/NARONG SANGNAK
Seorang sopir taksi menunggu pelanggan di dekat hotspot turis yang sepi di Jalan Khaosan di Bangkok, Thailand, Selasa (12/1). Thailand memperingati satu tahun sejak pertama kali terinfeksi COVID-19, pada 12 Januari 2020. EPA-EFE/NARONG SANGNAK

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand berencana mulai April mendatang menarik tarif tambahan sebesar 300 baht atau 9 dolar AS dari turis asing. Biaya itu akan digunakan untuk membangun infrastruktur pariwisata dan asuransi kecelakaan bagi wisatawan asing yang tidak bisa membayar biaya pengobatan sendiri.

Thailand merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di Asia. Pandemi virus corona berdampak besar pada perekonomian negara itu. Tahun lalu kedatangan ke Thailand sekitar 200 ribu jauh dibandingkan 2019 yang sebanyak hampir 40 juta.

Baca Juga

Akhir-akhir ini pemerintah Thailand hendak membangkitkan sektor pariwisata. Tapi dipersulit oleh kemunculan varian Omicron.  

"Sebagian biaya itu akan digunakan untuk mengurus turis," kata Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn, Rabu (12/1/2022).

"Sudah berkali-kali kami mengalami perusahaan asuransi tidak mencakup turis, yang menjadi beban kami untuk mengobati mereka," katanya.

Ia menambahkan dana dari tarif tersebut juga akan digunakan untuk mengembangkan infrastruktur pariwisata. Tarif itu akan masuk dalam syarat turis asing yang hendak masuk ke Thailand seperti biaya tes Covid-19, akomodasi hotel atau karantina dan asuransi pengobatan Covid-19 yang mencakup biaya hingga 50 ribu dolar AS.

Pada bulan November 2021, Thailand sudah tidak lagi menerapkan kebijakan karantina ketat. Mereka lebih memilih skema "Test & Go" bagi wisatawan yang sudah divaksin. Tapi bulan lalu skema itu ditangguhkan karena penyebaran varian Omicron yang sangat menular.

Juru bicara pemerintah Thailand Thanakorn Wangboonkongchana mengatakan tarif baru akan dikenakan bersamaan dengan harga tiket maskapai. Tarif baru, katanya, merupakan bagian dari rencana pariwisata berkelanjutan pemerintah.

Thanakorn mengatakan Thailand mengharapkan 5 hingga 15 juta turis asing tahun ini tergantung dengan kebijakan yang diterapkan pada pasar pariwisata. Ia menambahkan tahun ini diperkirakan turis asing akan menghasilkan sekitar 800 miliar baht atau 23,97 dolar AS.

Baca: Temukan 2 Kasus Omicron, China Kurung 20 Juta Orang dengan Lockdown 3 Kota

Kelompok bisnis Thailand memprediksi tahun ini terdapat 5 hingga 6 juta turis yang akan datang ke Thailand tahun ini. 

Baca: Kucurkan Rp 4,4 Triliun, AS: Kami Tetap Jadi Donor Tunggal Terbesar di Afghanistan

Baca: Udara Beku Kutub Utara Sapu Wilayah Timur Laut AS, Suhunya Menusuk Kulit

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement