REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) siap meresmikan bendungan Bintang Bano di Desa Bangkat Monteh, Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada pertengahan Januari 2022.
Vice President Operation and Business Development Division PT Indra Karya (Persero) Gagah Guntur Aribowo menyampaikan, Indra Karya memiliki peran sebagai Konsultan Konstruksi yang terlibat mulai pengerjaan Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan, detail desain, kajian AMDAL, sertifikasi desain hingga pekerjaan supervisi konstruksi dalam pembangunan bendungan Bintang Bano.
Kata Gagah, Indra Karya telah ikut serta dalam pengerjaan studi kelayakan pada 2006, pekerjaan Detail Engineering Desain (DED), kajian AMDAL, sertifikasi desain pada 2009, serta pekerjaan supervisi konstruksi yang dimulai sejak November 2015 hingga Desember 2021. "Pada akhir Desember 2021, progres pembangunan telah selesai 100 persen sehingga dalam waktu dekat sudah siap untuk diresmikan Presiden Joko Widodo," ujar Gagah dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (13/1/2022).
Gagah menjelaskan, desain bendungan Bintang Bano dirancang dengan tipe bendungan rockfill inti tegak dengan tinggi 72 meter, panjang 471 meter, dan lebar puncak 12 meter. Kata Gagah, bendungan Bintang Bano membendung aliran Sungai Brang Rea dengan total kapasitas tampung 76,2 juta m3 dan luas genangan 256,47 hektare.
"Diharapkan bendungan Bintang Bano meningkatkan produktivitas pertanian pada areal 6.600 hektare, menyediakan air bersih bagi masyarakat Sumbawa Barat sebesar 550 ltr/det dan pengendalian banjir bagian hilir, terutama di Kota Taliwang," ucap Gagah.
Selain itu, lanjut Gagah, bendungan ini juga dapat menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 8,8 MW dan menjadi salah satu destinasi pariwisata yang menarik untuk dikunjungi karena menjadi salah satu bendungan terindah yang ada di Indonesia.
Untuk menjaga fungsi bendungan dapat terus berjalan dengan baik dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat serta menjaga keamanan bendungan, ucap Gagah, perusahaan akan melakukan inspeksi rutin setiap tahun dan inspeksi besar secara berkala setiap lima tahun.
Gagah menambahkan Indra Karya merupakan BUMN konsultan konstruksi yang kini masuk ke dalam Holding PT Danareksa (Persero) dan telah terlibat dalam berbagai proyek strategis nasional, terutama pada pembuatan bendungan di Indonesia.
"Sebanyak 65 persen lebih dari keseluruhan bendungan yang ada di Indonesia Indra Karya telah menghasilkan maha karya dalam bentuk desain bendungan yang high standard, inovatif, dan terintegrasi," sambung Gagah.
Dalam menjamin ketersediaan air nasional, lanjut Gagah, bendungan menjadi salah satu bagian utama untuk memberikan pemastian ketahanan air secara berkelanjutan yang diperuntukan ketersediaan air baku bagi masyarakat termasuk bagi sektor pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.