Kamis 13 Jan 2022 13:07 WIB

Denmark Berikan Vaksin Keempat Covid-19 untuk Kelompok Rentan

Regulator obat Uni Eropa meragukan perlunya vaksin keempat seperti keputusan Denmark

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Vaksinasi Covid-19 (ilustrasi). Regulator obat Uni Eropa meragukan perlunya vaksin keempat seperti keputusan Denmark.
Foto: www.pixabay.com
Vaksinasi Covid-19 (ilustrasi). Regulator obat Uni Eropa meragukan perlunya vaksin keempat seperti keputusan Denmark.

REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN - Otoritas Denmark akan memberikan vaksin keempat Covid-19 kepada kelompok rentan saat negara itu dihadapkan dengan rekor kasus varian Omicron. Demikian kata Menteri Kesehatan Magnus Heunicke, Rabu (12/1/2022).

Langkah itu diambil saat para anggota dewan sepakat untuk melonggarkan pembatasan Covid-19 pada akhir pekan, termasuk membuka kembali bioskop dan tempat musik. Tingkat rawat inap dan kematian stabil di tengah peningkatan kasus.

Baca Juga

"Kini kami memasuki babak baru, yakni sebuah keputusan untuk memberikan dosis keempat bagi warga yang paling rentan," kata Heunicke.

Regulator obat Uni Eropa meragukan tentang perlunya vaksin keempat. Menurut mereka, saat ini tidak ada data yang mendukung prosedur tersebut dan pihaknya sedang mencari data lebih banyak mengenai varian Omicron. Anggota Uni Eropa lainnya, Hongaria, mengatakan sedang mempertimbangkan penyuntikan vaksin kempat. Chile dan Israel sudah lebih dulu meluncurkan program tersebut.

Denmark mengalami lonjakan kasus harian Covid-19 pada pertengahan Desember sehingga memicu pembatasan lanjutan seperti penutupan teater, bioskop, taman hiburan, dan pusat konferensi pers. Pembatasan pengunjung toko juga ikut diberlakukan. "Kami tidak sedang dalam skenario kasus terparah," kata Heunicke kepada awak media.

"Kami lagi-lagi telah mengendalikan epidemi. Ini capaian dari kegigihan seluruh masyarakat," imbuhnya.

Denmark dibantu oleh tingginya dukungan vaksinasi Covid-19, dengan empat dari lima orang telah mendapatkan vaksin lengkap dan baru separuh dari populasi mendapatkan vaksin penguat. Menurut data lembaga Statens Serum Institut (SSI), orang yang tidak disuntik vaksin 5-6 kali lebih berpotensi dirawat inap setelah terinfeksi dibanding dengan penerima vaksin.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement