REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akademisi Universitas Paramadina, Sunaryo menyampaikan, keterlibatan tokoh perempuan di dalam pengurus harian tanfidziyah Nahdlatul Ulama (NU) tentu merupakan sinyal yang positif. Menurut dia, wujud formalisasi terhadap peran tokoh perempuan NU telah dilakukan selama ini.
"Melibatkan beberapa tokoh perempuan NU di dalam organisasi itu sinyal yang bagus. Karena wacana tentang peran perempuan di dalam organisasi keagamaan, khususnya di NU, sudah ada sejak lama," tutur pengamat pemikiran dan gerakan Islam itu, kepada Republika.co.id, Kamis (13/1).
Menurut Sunaryo, selama ini kalangan perempuan NU sudah berperan aktif dengan melakukan banyak kegiatan yang sifatnya pemberdayaan. Aktivitas mereka kemudian secara formal dilibatkan dalam pengurus harian tanfidziyah. "Jadi ini sesuatu yang baik untuk kemajuan NU sendiri," ujar dia.
Sunaryo memandang, sebetulnya secara praktik banyak kalangan perempuan NU yang telah terlibat dalam aktivitas kemasyarakatan. Selain yang masuk pengurus harian tanfidziyah, kalangan perempuan NU baik di universitas dan gerakan kemasyarakatan, juga banyak yang aktif dalam memberikan layanan pemberdayaan.
"Jadi peran mereka (di PBNU) adalah meneruskan apa yang sudah dilakukan. Karena mereka adalah orang-orang yang sudah melakukan pemberdayaan kaum perempuan. Dan sekarang mendapatkan persetujuan secara formal. Peran pemberdayaan kepada perempuan khususnya di NU itu akan semakin masif," jelasnya.
Sunaryo mengatakan, sudah banyak kalangan perempuan yang memiliki kompetensi sangat baik sehingga organisasi keagamaan seperti NU sudah seharusnya melibatkan perempuan dalam kepengurusan dan kerja-kerja programnya. Selain itu keterlibatan perempuan juga harus dibiasakan. "Dan ke depan harus menjadi mainstream," katanya.
Susunan Pengurus Besar NU periode 2022-2027 telah diumumkan oleh ketua umum KH Yahya Cholil Staquf. Di dalamnya terdapat dua nama tokoh perempuan yang masuk dalam jajaran ketua bidang PBNU. Kedua tokoh itu ialah Khofifah Indar Parawansa dan Alissa Qotrunnada Wahid.
Khofifah sebelumnya adalah ketua umum PP Muslimat NU dan sekarang mengemban amanat sebagai gubernur Jawa Timur. Sedangkan Alissa Wahid, ialah putri Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Presiden ke-4 RI.