Kamis 13 Jan 2022 17:18 WIB
...

Kisah Perjuangan Lea Campos, Wasit Sepak Bola Wanita Pertama di Dunia Asal Brasil

Lea kala itu beralasan, wanita hanya dilarang menendang bola, bukan meniup peluit.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Lea Campos, Wasit Sepak Bola Wanita Pertama di Dunia Asal Brasil.
Foto: uol.com.br
Lea Campos, Wasit Sepak Bola Wanita Pertama di Dunia Asal Brasil.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Brasil tahun 1971, tidak banyak orang yang berani mendekati jenderal Emilio Garrastazu Medici, presiden Negeri Samba saat itu. Sang presiden dikenal orang bertangan besi yang tak segan-segan menyiksa musuhnya.

Namun seorang wanita bernama Lea Campos, tidak takut menghampiri Emilio untuk meminta bantuan agar dirinya bisa mengejar mimpinya sebagai wasit sepak bola. Ia meminta sang presiden untuk menyuruh ketua Federasi Sepakbola Brasil (CBF) saat itu untuk memberi kesempatan baginya.

Baca Juga

Permintaan Lea baru terwujud empat tahun kemudian pada 1975. Ia resmi menjadi wasit sepak bola pertama di dunia. Namun, jalan mulus yang ia kira ternyata memiliki banyak lubang.

Badan Olahraga Brasil (CBD) memboikot Lea sebagai wasit. Pasalnya, federasi sepak bola Brasil kala itu sedang dibekukan. Tak hanya sepak bola, melainkan segala olahraga yang diikuti oleh wanita juga dilarang. Ini membuat Lea sama sekali tidak bisa memimpin pertandingan.

"Havelange (Presiden CBD) memberi tahu saya bahwa perempuan tidak cocok untuk memimpin pertandingan antarpria. Dia berkata menstruasi akan menyulitkan perempuan itu sendiri dan dia menyatakan bakal melarang perempuan sebagai wasit selama dirinya memimpin," kata Lea seperti dilansir BBC Sport, Kamis (13/1/2022).

Lahir di Abaete, sebuah kota kecil di tenggara Brasil, tidak menghalangi keinginan Lea terhadap sepak bola. Ia bahkan membuat sendiri bola dengan gulungan kaos kaki meski mendapat perundungan dari teman-temannya.

"Saya selalu bermain sepak bola dengan anak laki-laki di sekolah. Tapi guru saya melarang itu karena dianggap tidak sopan. Orang tua saya pun juga bilang bahwa (sepak bola) itu bukan untuk perempuan," kenang Lea.

Lea mengatakan, orang tuanya meminta dia untuk ikut ke dalam lomba kecantikan. Ia menurutinya dan memenangkan sebuah kontes pada 1966 dan bekerja sebagai humas di salah satu maskapai penerbangan.

Ia pun beberapa kali menyaksikan berbagai tim sepak bola menumpang di pesawat perusahaannya. Ini membuat minatnya terhadap si kulit bundar kembali hidup.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement