REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan peluncuran holding pariwisata dan pendukung atau InJourney oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan momen yang sangat bersejarah.
Erick mengatakan kehadiran InJourney merupakan upaya BUMN dalam membangkitkan kembali geliat pariwisata Indonesia yang tertekan akibat pandemi. "Covid-19 sangat berdampak terhadap industri pariwisata kita. Wisatawan internasional yang datang ke Indonesia pada 2019 sekitar 16 juta, saat covid turun sampai 75 persen sehingga angkanya 4 juta sekarang," ujar Erick, Rabu (13/1/2022).
Erick menyebut jumlah turis mancanegara hanya 1,5 persen dari wisatawan domestik yang mencapai 330 juta wisatawan dan mengalami penurunan sebesar 30 persen selama pandemi."Oleh karena itu, kita bentuk holding pariwisata dan pendukung, tidak lain kita ingin fokuskan kesempatan membangun dan menciptakan potensi pariwisata domestik yang potensial masih sangat besar selama ini tapi kurang terintegrasi," ucap Erick.
Erick menyebut InJourney merupakan ekosistem besar yang meliputi seluruh BUMN yang terkait dengan industri pariwisata dan pendukung, mulai dari bandara, hotel, hingga destinasi wisata. Kata Erick, nantinya bandara akan menjadi aerocity dengan menyediakan berbagai fasilitas yang memudahkan para wisatawan.
Selain itu, Erick juga meminta InJourney menyiapkan travel plan atau rencana perjalanan agar tidak kalah dari negara lain. "Kalau bicara InJourney ini mega ekosistem, dia bisa bergabung ke ekosistem-ekosistem lain yang ada di BUMN lain seperti perbankan," lanjut Erick.
Erick mengaku terus memperbaiki ekosistem holding pariwisata yang memiliki total aset mencapai Rp 260 juta dengan potensi penjualan yang terus meningkat. Ini kesempatan membangkitkan dan memfokuskan pariwisata lokal tapi tetap menjaga wisatawan mancanegara.