REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Dua kendaraan operasional milik perusahaan minyak asal Cina, Sinopec, menjadi sasaran penembakan sekelompok orang bersenjata di distrik Al-Majer al-Kabir, Irak, Rabu (12/1/2022). Setidaknya dua petugas penjaga asal Sudan terluka dalam kejadian tersebut.
Mobil yang menjadi target penembakan turut ditumpangi warga China yang bekerja untuk Sinopec. “(Dua penjaga keamanan) terluka dalam serangan Kalashnikov yang menargetkan dua mobil milik Sinopec,” kata seorang sumber yang mengetahui kejadian tersebut, dilaporkan laman Middle East Eye.
Belum diketahui apa motif di balik aksi penembakan tersebut. Sinopec telah beroperasi di distrik Al-Majer al-Kabir sejak 2013. Serangan terhadap perusahaan minyak China di Irak tak hanya kali ini terjadi. Pada Desember tahun lalu, perusahaan jasa minyak Cina, ZPEC, menjadi sasaran serangan roket dan penembakan. Insiden itu tak menimbulkan korban atau kerusakan.
Perusahaan China beroperasi di ladang minyak di seluruh Irak. Negeri Tirai Bambu adalah pasar utama minyak Irak. Sekitar dua perlima dari total produksi minyak diekspor ke Beijing. Irak merupakan produsen terbesar kedua di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Lebih dari 90 persen pendapatan Irak berasal dari minyak. Pada November tahun lalu, negara tersebut tercatat mengekspor lebih dari 98 juta barel minyak mentah dengan nilai mencapai 7,6 miliar dolar AS.