REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang peneliti keamanan berusia 19 tahun mengklaim telah berhasil melakukan peretasan jarak jauh terhadap 25 mobil pintar Tesla di 13 negara. Dia menyebut, kecacatan perangkat lunak memungkinkannya melakukan hal tersebut.
Remaja itu bernama David Colombo. Dia mengungkapkan, cacat perangkat lunak pada mobil Tesla memungkinkannya menghidupkan kendaraan tersebut tanpa kunci. Dia bahkan bisa membuka kunci pintu dan jendela.
Colombo pun mengklaim bisa melihat apakah ada pengemudi di dalam mobil, menyalakan sistem suara stereo kendaraan, dan menghidupkan lampu depan mobil. Dia tak mengungkapkan detail dari kerentanan perangkat lunak atau infrastruktur pada mobil Tesla.
Kendati demikian, Colombo menyebut hanya sejumlah kecil pemilik Tesla secara global yang terpengaruh. Semua informasi itu dia ungkap lewat sebuah utas di akun Twitter pribadinya. Utasnya pun menuai banyak tanggapan serta reaksi.
Kolombo mengaku telah menghubungi tim keamanan Tesla. Tim dari perusahaan tersebut mengatakan kepadanya bahwa penemuannya sedang diselidiki.
"Ini terutama kesalahan pemilik (dan pihak ketiga). Ini akan dijelaskan lebih detail dalam tulisan saya. Tapi senang melihat Tesla mengambil tindakan sekarang," kata Colombo saat diwawancara Bloomberg News, Rabu (12/1/2022).
Tesla belum memberikan keterangan resmi perihal penemuan kerentanan perangkat lunak pada mobilnya oleh Colombo. Menurut satu laporan daring, Tesla yang berbasis di Amerika Serikat (AS) memiliki platform pengungkapan kerentanan. Peneliti keamanan dapat mendaftarkan kendaraan mereka sendiri untuk pengujian.
Tesla harus memberi persetujuan terlebih dulu. Perusahaan tersebut kemudian membayar 15 ribu dolar AS untuk kerentanan yang memenuhi syarat.