Kamis 13 Jan 2022 21:51 WIB

Artis Terjerat Narkoba, Kriminolog Ungkap Cara Agar tak Kembali Jadi Pecandu

Beberapa artis yang pernah terjerat narkoba berisiko kembali menjadi pengguna.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Reiny Dwinanda
Tersangka Ardhito Pramono dihadirkan saat rilis kasus narkoba di Polres Jakarta Barat, Kamis (13/1/2022). Musisi sekaligus aktor Ardhito Pramono ditangkap dengan barang bukti berupa ganja seberat 4,80 gram dan 21 pil Alprazolam. Artis perlu meninggalkan lingkungan yang dapat membuatnya kembali terjerat narkoba.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga/rwa.
Tersangka Ardhito Pramono dihadirkan saat rilis kasus narkoba di Polres Jakarta Barat, Kamis (13/1/2022). Musisi sekaligus aktor Ardhito Pramono ditangkap dengan barang bukti berupa ganja seberat 4,80 gram dan 21 pil Alprazolam. Artis perlu meninggalkan lingkungan yang dapat membuatnya kembali terjerat narkoba.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Ade Erlangga Masdiana, mengatakan, kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan artis perlu menjadi perhatian serius. Pasalnya, seorang artis bisa memiliki daya tarik bagi publik.

Di samping itu, menurut Erlangga, aparat lebih mudah menangkap artis pengguna narkoba karena mudah terdeteksi dari gaya hidupnya, pola kebiasaan, dan perilakunya. Erlangga kemudian memaparkan beberapa pendekatan untuk mengubah seseorang yang pernah mengonsumsi narkoba menuju ke arah yang lebih baik dan menjauhi barang haram tersebut.

Baca Juga

Pertama, dari sisi kesehatan atau pengobatan. Detoksifikasi merupakan salah satu tahapan dari program rehabilitasi bagi pecandu narkoba.

Kedua, pendekatan sosial psikologi, yakni dilakukan terapi di suatu lingkungan tertentu yang dapat mengubah perilaku. Ketiga, pendekatan agama.

Menurut Erlangga, pendekatan agama penting dilakukan untuk penyadaran diri seseorang terhadap Tuhannya Dalam hal ini proses detoksifikasi yang dilakukan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO), misalnya, bisa lebih berpengaruh jika diiringi dengan kesehatan mental dan religiusitas.

"Memang harus komprehensif, agar bisa membangun eksistensi diri yang kuat, terutama setelah kembali ke lingkungan semula," kata Erlangga, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Kamis (13/1/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement