Kamis 13 Jan 2022 23:00 WIB

Penelitian Tes Darah di Oxford Deteksi Ragam Jenis Kanker Hingga Potensinya Menyebar

Penelitian tes darah untuk kanker di Oxford mendapat sambutan baik.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Penelitian tes darah untuk kanker di Oxford mendapat sambutan baik.
Foto: picpedia.org
Penelitian tes darah untuk kanker di Oxford mendapat sambutan baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apabila kanker pada tubuh seseorang diketahui lebih awal, perawatannya bisa memberikan hasil yang lebih baik. Sayangnya, gejala kanker sering tidak muncul sampai kondisinya sudah memburuk. Sebuah studi Oxford berusaha mencari solusi untuk hal tersebut.

Tim dari Universitas Oxford menggagas tes darah eksperimental yang dapat mendeteksi berbagai kanker pada pasien lebih awal, juga mengetahui apakah kanker berpotensi menyebar atau tidak. Tes darah itu mendapat sambutan baik karena dapat menyelamatkan banyak nyawa.

Baca Juga

Sebelum ini, tes yang biasa dilakukan sebatas mencari biomarker berbeda yang terkait dengan kanker. Misalnya, mendeteksi peningkatan kadar protein tertentu, mutasi DNA, profil RNA dari trombosit darah, kerusakan sel darah putih, atau pola metilasi DNA.

Tes baru yang digagas peneliti Oxford mengambil taktik berbeda. Uji yang dilakukan mencari metabolit darah, molekul kecil yang dihasilkan proses metabolisme. Teknik metabolomik resonansi magnetik nuklir (NMR) diterapkan, yakni memeriksa sampel darah memakai medan magnet dan gelombang radio.

Orang sehat, pengidap kanker, dan pengidap kanker metastatik memiliki profil metabolit darah berbeda. Algoritme pada tes dapat menentukan profil mana yang cocok untuk sampel pasien. Hal lain yang menjanjikan, tes ini tidak spesifik untuk satu jenis kanker.

Salah satu penulis studi, James Larkin, menjelaskan bahwa sel kanker memiliki "sidik jari metabolisme" yang unik karena proses metabolismenya berbeda. Metabolit yang dihasilkan tumor dapat digunakan sebagai biomarker untuk mendeteksi kanker secara akurat.  

"Kami telah menunjukkan bahwa teknologi ini berhasil mengidentifikasi sklerosis ganda pada pasien yang berkembang ke tahap penyakit selanjutnya, bahkan sebelum dokter mengetahuinya. Sangat menarik bahwa teknologi yang sama sekarang menunjukkan harapan pada penyakit lain, seperti kanker," ujar Larkin.

Untuk menganalisis seberapa baik tes dilakukan, para peneliti menggunakannya untuk mempelajari sampel dari 300 pasien dengan gejala nonspesifik yang dapat dikaitkan dengan kanker, seperti kelelahan atau penurunan berat badan. Para pasien direkrut melalui jalur Oxfordshire Suspected Cancer (SCAN).

Tim melaporkan bahwa tes tersebut mampu mendeteksi kanker dengan benar pada 19 dari setiap 20 pasien dengan penyakit tersebut, dan dapat mengidentifikasi apakah kanker telah menyebar pada 94 persen kasus.  Ini menjadikannya tes darah pertama yang dapat mendeteksi metastasis bahkan sebelum jenis kanker primer diidentifikasi.

Studi ini menandai langkah besar menuju deteksi dini berupa tes darah kanker universal. Akan tetapi, studi lebih lanjut menggunakan kelompok pasien yang lebih besar akan dilakukan terlebih dahulu. Temuan studi terbit di jurnal Clinical Cancer Research.

Peneliti utama studi, Fay Probert, optimistis risetnya jadi pelopor cara baru untuk mengidentifikasi kanker. Tujuan Probert dan tim adalah untuk menghasilkan tes kanker yang dapat diminta oleh dokter umum mana pun lewat analisis metabolomik darah.

"Ini memungkinkan triase pasien yang diduga kanker secara akurat, tepat waktu, dan hemat biaya, dan dapat memungkinkan penentuan prioritas pasien yang lebih baik berdasarkan informasi awal tambahan yang diberikan tes ini tentang penyakit mereka," ungkap Probert, dikutip dari laman New Atlas, Kamis (13/1/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement