Jumat 14 Jan 2022 09:00 WIB

Berbahagialah Muslim yang Bertugas Sebagai Pengaman Perbatasan, Pahalanya Setara Jihad

Muslim yang berangkat dari rumah dengan niat berjuang akan dapat ganjaran jihad.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) TNI AD dari Yonif 131/Brata Sakti dan Tentara Diraja Malaysia (TDRM) melaksanakan patroli bersama di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Pos Komando Taktis (Pos Kotis) TNI AD di Entikong, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu (17/5). Berbahagialah Muslim yang Bertugas Sebagai Pengaman Perbatasan, Pahalanya Setara Jihad
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) TNI AD dari Yonif 131/Brata Sakti dan Tentara Diraja Malaysia (TDRM) melaksanakan patroli bersama di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Pos Komando Taktis (Pos Kotis) TNI AD di Entikong, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu (17/5). Berbahagialah Muslim yang Bertugas Sebagai Pengaman Perbatasan, Pahalanya Setara Jihad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbahagialah seorang Muslim yang mempunyai tugas sebagai pengaman perbatasan, melindungi Muslim yang menjadi rakyat di negara tersebut sehing ga negaranya tidak dijajah oleh negeri-negeri lain. Sejatinya tugas menjaga keamanan negara semata-mata karena Allah, untuk menjaga kedaulatan negara, menjaga eksistensi agama Islam dan keamanan dan keselamatan Muslim di dalamnya, itu semua termasuk dalam rangka berjihad di Jalan Allah.

Maka, orang-orang seperti itu sangat berharga di sisi Allah, bahkan peralatan tempur yang digunakannya dalam menjaga wilayah demi keamanan umat Muslim itu lebih baik dan lebih berharga dari segala apapun yang ada di dunia. Namun, bukan saja orang yang menjaga perbatasan negara  dan memberi keamanan bagi rakyatnya terutama umat Muslim yang akan mendapatkan keutamaan pahala jihad.

Baca Juga

Orang-orang Muslim yang berangkat dari rumahnya dengan niat berjuang di jalan Allah, seperti seorang guru yang pergi mengajar muridnya, ayah yang berangkat bekerja untuk menafkahi keluarganya, maka orang-orang seperti itu juga akan mendapatkan ganjaran jihad. Dan orang-orang seperti itu lebih baik dari setiap apapun yang ada di dunia ini. 

Sebagaimana dalam kitab at Targhib wat Tarhib menukil sebuah hadits:

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : رِبَاطُ يَوْمٍ فِى سَبِيْلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَاوَمَافِيْهَا, وَمَوْضِعُ سَوْطِ أَحَدِ كُمْ مِنَ الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَاوَمَاعَلَيْهَا, وَالرَّحَةُ يَرُوْحُهَاالْعَبْدُ فِى سَبِيْلِ اللَّهِ اَوِالْغَدْوَةُ خَيْرٌمِنَ الدُّنْيَاوَمَاعَلَيْهَا.

Rasulullah ﷺ bersabda: Menambatkan (kuda dalam rangka menjaga perbatasan Muslim) sehari di jalan Allah itu lebih baik dari pada dunia dan segala isinya. Tempat bagi satu pecut milik kalian (penjaga perbatasan) di surga itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Dan perginya hamba pada sore di jalan Allah atau perginya pada pagi di jalan Allah itu lebih bagus daripada dunia dan seisinya. (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka kelelahan seorang Muslim yang bertugas menjaga wilayah sehingga memberikan keamanan kepada Muslim lainnya akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah. Keletihan matanya karena harus terjaga menjaga perbatasan akan terganti dengan dijauhkannya dari siksa api neraka. 

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  :عَيْنَانِ لَمْ تَمَسَّهُمَاالنَّارُ :عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنَ بَكَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيْلِ اللَّهُ.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Ada dua mata yang tidak akan terjamah oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang semalaman selalu terjaga di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement