REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Varian terbaru SARS-CoV-2, omicron, diyakini dapat membantu membangun kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) karena penularannya yang tinggi. Ahli virologi Afrika Selatan pada Kamis (13/1/2022) mengatakan, infeksi omicron menimbulkan gejala yang lebih ringan dan tingkat kematian yang lebih rendah.
Seorang profesor di Departemen Virologi Medis Stellenbosch University, Gert Van Zyl, mengatakan, varian omicron tidak terlalu mematikan dibandingkan varian lainnya karena gejala yang ditimbulkan lebih ringan. Penularan omicron yang tinggi, menurutnya, dapat membantu membangun kekebalan kelompok.
"Memperhatikan bahwa kekebalan kelompok juga akan mempengaruhi perjalanan pandemi, omicron memberikan kekebalan yang relatif tinggi terhadap varian lain, seperti delta," ujar Zyl, dilansir Anadolu Agency, Jumat (14/1/2022).
Zyl mengatakan, varian omicron kemungkinan bukan menjadi varian terakhir yang muncul dalam pandemi. Akan tetapi, kemunculan omicron bisa berubah menjadi pola endemik. Suatu penyakit dianggap endemik ketika secara teratur ditemukan di antara populasi tertentu atau di wilayah geografis tertentu.
Menurut Zyl, virus akan terus menyebar dalam jangka panjang. Oleh karena itu, dia mendorong pentingnya melindungi individu berisiko tinggi seperti populasi lansia.