Sabtu 15 Jan 2022 06:22 WIB

Kuasa Hukum HRS Doakan Polisi Segera Ciduk Denny Siregar

Denny berpeluang bernasib sama dengan Ferdinand Hutahean yang baru diciduk polisi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Perbandingan proses hukum Bahar bin Smith dan Denny Siregar.
Foto: Infografis Republika.co.id
Perbandingan proses hukum Bahar bin Smith dan Denny Siregar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa hukum Habib Rizieq Shihab (HRS), Aziz Yanuar, merespons kabar Polda Metro Jaya yang saat ini tengah mempelajari laporan dugaan ujaran kebencian terhadap santri di Tasikmalaya, Jawa Barat, oleh pegiat media sosial Denny Siregar. Aziz mendoakan, agar pihak kepolisian bisa secepatnya menangkap Denny.

Denny Siregar awalnya dilaporkan ke Polsek Tasikmalaya, Jawa Barat, namun kemudian kasusnya dilimpahkan ke Polda Metro Jaya. "Alhamdulillah. Bravo polisi," kata Aziz kepada Republika saat mengetahui kasus Denny sudah berada di tangan Polda Metro Jaya pada Jumat (14/1).

 

photo
Massa menggelar aksi di Taman Kota Tasikmalaya dan melakukan konvoi ke Polresta Tasikmalaya, Jumat (7/8). Aksi itu dilakukan agar polisi cepat menuntaskan kasus Denny Siregar yang dinilai telah menghina santri dan pesantren di Tasikmalaya. - (Republika/Bayu Adji P)

 

Pelimpahan kasus itu ke Polda Metro Jaya karena locus delicti atau tempat kejadian perkara (TKP) berada di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Walau begitu, Polda Metro Jaya belum bisa memastikan kapan bakal memanggil Denny Siregar sebagai terlapor.

Aziz mendukung Polda Metro Jaya bila ingin mengusut kasus ujaran kebencian tersebut hingga tuntas. Denny berpeluang bernasib sama dengan Ferdinand Hutahean yang baru saja diciduk polisi dengan kasus ujaran kebencian dan penodaan agama bermuatan suku, agama, ras, antargolongan (SARA).

"Insya Allah, kita doakan dan support saja pihak kepolisian," ujar Aziz.

Diketahui, Denny Siregar dilaporkan ke Polsek Tasikmalaya pada Juli 2020 akibat sebuah unggahan di akun media sosial Facebook-nya. Unggahan tersebut menampilkan foto santri cilik dari sebuah pondok pesantren di Tasikmalaya, Jawa Barat. Buntutnya Denny pun dipolisikan terkait dengan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement