Ahad 16 Jan 2022 12:17 WIB

Gunung Bawah Laut Tonga Meletus, Jepang Hingga Kanada Terbitkan Peringatan Tsunami

Ratusan ribu warga Jepang diminta mengungsi menyusul peringatan tsunami

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Tsunami (ilustrasi)
Foto: [ist]
Tsunami (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Ratusan ribu warga Jepang disarankan untuk mengungsi pada Ahad (16/1/2022) karena gelombang lebih dari satu meter menghantam area pesisir, menurut laporan stasiun penyiaran nasional Jepang NHK. Kejadian itu disebabkan erupsi gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga yang memicu peringatan tsunami.

Sekitar 230.000 orang disarankan untuk mengungsi dari delapan prefektur lantaran risiko tsunami, NHK melaporkan. Peringatan itu termasuk area yang dihantam tsunami mematikan pada 2011. Sebanyak 10 perahu terbalik di Prefektur Kochi di Pulau Shikoku, Jepang selatan, kata NHK. Sementara itu, maskapai Japan Airlines membatalkan 27 penerbangan di bandara di seluruh Jepang.

Baca Juga

Gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga meletus pada Sabtu (15/1/2022). Peristiwa itu memicu peringatan tsunami dan perintah evakuasi di Jepang dan menyebabkan gelombang besar di beberapa pulau Pasifik Selatan. Dalam peringatan Badan Meteorologi Jepang dijelaskan bahwa gelombang setinggi tiga meter diperkirakan terjadi di pulau Amami di selatan. Gelombang lebih dari satu meter tercatat di sana sebelumnya.

Laporan NHK mengatakan tidak ada kerusakan atau korban yang dilaporkan.  Dalam sebuah pengarahan, seorang pejabat Badan Meteorologi Jepang mendesak orang-orang untuk tidak pergi ke dekat laut sampai peringatan tsunami dan peringatan tsunami yang lebih serius telah dicabut. 

Pejabat tersebut mengatakan perubahan permukaan laut yang diamati tidak mengikuti pola umum tsunami setelah gempa bumi. "Kami belum tahu apakah (gelombang) ini benar-benar tsunami," katanya dalam pengarahan.

Pemantau tsunami yang berbasis di Amerika Serikat (AS), gelombang tsunami diamati di ibu kota Tonga dan ibu kota Samoa Amerika. Kondisi itu terjadi letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada pukul 04.10 waktu setempat.

Layanan Geologi Tonga dalam sebuah posting Facebook, gunung berapi itu melontarkan abu, uap, dan gas hingga 20 km ke udara pada Jumat (14/1/2022) dengan radius 260 km. Pusat Peringatan Tsunami Pasifik melaporkan gelombang tsunami setinggi 83 cm terekam oleh alat pengukur di ibu kota Tonga, Nuku'alofa dan gelombang setinggi dua kaki terlihat di Pago Pago, ibu kota Samoa Amerika.

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Honolulu menyatakan peringatan tsunami juga berlaku untuk pantai Pasifik AS dan Kanada. Layanan Cuaca Nasional mengatakan gelombang tsunami di sepanjang pantai Oregon dan selatan Washington diperkirakan akan segera terjadi. Gelombang tinggi dilaporkan terjadi di Alaska dan Hawaii sebelumnya. Di San Francisco Bay Area di California utara, sebagian kecil kota Berkeley dan Albany di dekat teluk diperintahkan untuk mengungsi.

Biro Meteorologi Australia, gunung berapi yang terletak sekitar 65 km utara Nuku'alofa, menyebabkan gelombang tsunami 1,2 meter. Mereka terus memantau situasi tetapi tidak ada ancaman tsunami yang dikeluarkan ke daratan, pulau, atau wilayah Australia.

Sedangkan Fiji mengeluarkan peringatan tsunami, mendesak penduduk untuk menghindari garis pantai karena arus kuat dan gelombang berbahaya. Seorang reporter televisi di Fiji One, Jese Tuisinu, memposting video di Twitter yang menunjukkan ombak besar menerjang pantai, dengan orang-orang yang mencoba melarikan diri dengan mobil.

"Ini benar-benar gelap di beberapa bagian Tonga dan orang-orang bergegas ke tempat yang aman setelah letusan," katanya.

Badan manajemen darurat Selandia Baru mengeluarkan nasihat tentang aktivitas tsunami untuk pantai utara dan timur negara itu. Negara itu memperkirakan arus kuat dan tidak biasa dan gelombang tak terduga di sepanjang garis pantai di daerah tersebut.

sumber : Reuters/Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement