Ahad 16 Jan 2022 16:36 WIB

Kasus Varian Omicron Meningkat, PB ID: Tetap Waspada

IDI mengimbau warga agar tidak meremehkan virus Omicron ini.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban.
Foto: Dok pribadi
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan masyarakat harus tetap waspada karena angka kasus Covid-19 varian Omicron semakin tinggi. Ia mengimbau untuk tidak meremehkan virus ini. 

"Angka makin tinggi, waspada juga harus tinggi. Perhitungan kasus harian Covid-19 kita tertinggi dalam tiga bulan. Lampaui 1.000 kasus untuk pertama kali sejak Oktober 2021," katanya dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Ahad (16/1/2022).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan jumlah ini meningkat saat varian Omicron terdeteksi satu bulan yang lalu. Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak meremehkan dan selalu terapkan protokol kesehatan (prokes).

"Terima kasih untuk orang-orang yang konsisten memakai masker. Jangan malu dan ragu untuk terus memakainya meski ada yang memelototi di jalan. Masker adalah tindakan praktis untuk melawan virus dan ikhtiar  untuk tetap sehat. Sehingga tidak menyebarkan virus ke orang lain," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan opsi isolasi mandiri bagi pasien positif Covid-19 dengan varian Omicron. Opsi ini akan diterapkan apabila kasus Omicron terus melonjak, yang kini sudah mencapai 748 kasus.  

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, kebijakan yang berlaku saat ini adalah semua pasien Omicron harus menjalani isolasi terpusat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran ataupun di sejumlah rumah sakit rujukan. Tapi, kebijakan ini bakal diubah jika kasus Omicron terus melonjak.  

"Ke depan, kalau jumlah kasus omicron terus bertambah, kemungkinan isolasi akan dilakukan dengan cara isolasi mandiri," kata Nadia dalam dalam simposium Combating Covid-19 Pandemic without Boundaries, Ahad (16/1/2022).   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement