Ahad 16 Jan 2022 17:00 WIB

Tenda Pengungsian dan Dapur Umum untuk Korban Gempa Dibangun

Pos pengungsian dilengkapi toilet darurat, pasokan air bersih, dan dapur umum.

Petugas sekolah melihat kondisi ruang kelas yang rusak akibat gempa di SDN Kerta Mukti, Sumur, Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1/2022). BPBD Provinsi Banten mencatat sebanyak 25 bangunan sekolah rusak akibat gempa berkekuatan 6,7 SR yang terjadi pada Jumat (14/1) sehingga sebagian kegiatan belajar mengajar (KBM) terpaksa diliburkan.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Petugas sekolah melihat kondisi ruang kelas yang rusak akibat gempa di SDN Kerta Mukti, Sumur, Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1/2022). BPBD Provinsi Banten mencatat sebanyak 25 bangunan sekolah rusak akibat gempa berkekuatan 6,7 SR yang terjadi pada Jumat (14/1) sehingga sebagian kegiatan belajar mengajar (KBM) terpaksa diliburkan.

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, memenuhi kebutuhan pelayanan dasar untuk korban gempa dengan magnitudo 6,6 yang terjadi pada Jumat (14/1/2022), pukul 16.05 WIB.

"Kami hari ini mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum, " kata Kepala BPBD Kabupaten Pandeglang Girgi Jantoro, di Pandeglang, Sabtu (15/1/2021).

Baca Juga

Pelayanan dasar tersebut harus terpenuhi untuk korban bencana alam agar mereka tidak menimbulkan kerawanan pangan, katanya. Selain itu, katanya, masyarakat terdampak bencana gempa tektonik harus tinggal di pos pengungsian yang dilengkapi toilet darurat, pasokan air bersih, dan dapur umum sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makan sebanyak 600 nasi bungkus per hari.

BPBD Pandeglang kini bergerak memasok tenda di titik-titik yang terkonsentrasi banyak warga terdampak bencana gempa tektonik itu untuk tinggal di pos pengungsian karena kondisi rumahnya roboh atau rusak berat dan tidak bisa ditempati.

Berdasarkan data jumlah rumah warga yang rusaktercatat sebanyak 263 unit dan 10 gedung sekolah yang tersebar di 23 kecamatan, namun kategori terparah di Kecamatan Cimanggu, Sumur, dan Cikeusik.

Namun, kata dia, sejauh ini korban meninggal dunia nihil, tetapi dua warga Kecamatan Cikeusik terluka akibat tertimpa bangunan rumah yang roboh akibat gempa bumi itu. Saat ini, kedua warga ditangani tenaga medis di puskesmas setempat.

"Kami prioritaskan korban gempa itu terpenuhi kebutuhan makan dan tidur di pos pengungsian," katanya.

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) siap memberikan jaminan pelayanan dasar. Saat ini, ketersediaan logistik relatif aman dan terdapat Dinas Sosial setempat maupun Dinas Sosial Provinsi Banten.

Pada intinya, kata dia, untuk kebutuhan pangan dan obat- obatan terpenuhi guna membantu masyarakat yang mengalami musibah ini. "Kami besok pagi terjun ke lokasi-lokasi yang banyak warga terdampak bencana gempa yang dirasakan getaranya sampai Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Lampung," katanya.

Sementara itu, Perwakilan BNPB Rizal mengatakan pihaknya kini berada di Pandeglang menangani pelayanan dasar untuk membantu korban gempa agar mereka tidak mengalami kerawanan pangan.

Di samping itu, katanya,para korban gempa dapat tinggal di pos pengungsian bersama anggota keluarga, bisa tidurlayak, mandi, cuci, dan kakus (MCK).

Baca juga : BMKG: Seusai 39 Kali Gempa Susulan Banten, Frekuensinya Perlahan Turun

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement