Ahad 16 Jan 2022 20:17 WIB

Uni Eropa Tolak Proposal Rusia tentang Keamanan Eropa

Menlu dan menhan anggota Uni Eropa membahas situasi di Ukraina

Red: Nur Aini
Uni Eropa (UE) tidak dapat menerima proposal Rusia tentang keamanan Eropa
Uni Eropa (UE) tidak dapat menerima proposal Rusia tentang keamanan Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa (UE) tidak dapat menerima proposal Rusia tentang keamanan Eropa, kata kepala kebijakan luar negeri blok itu Josep Borrell pada pekan lalu.

"Tuntutan ini tidak dapat diterima, dan rakyat Eropa juga tidak dapat menerima sikap ini," kata Borrell kepada wartawan tentang dua proposal Rusia untuk mengatur keamanan Eropa yang diserahkan ke AS dan NATO bulan lalu.

Baca Juga

Borrell berbicara pada konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly, setelah pertemuan informal para menteri pertahanan blok itu di Brest, Prancis, yang dimulai pada Kamis pagi. Pemerintah Prancis menjadi tuan rumah pertemuan informal dua hari menteri pertahanan dan menteri luar negeri Uni Eropa setelah menjadi presiden Dewan Uni Eropa. Rusia telah membuat “tuntutan yang sangat konkret yang pantas mendapat tanggapan yang sangat konkret,” kata Borrell.

Dia menjelaskan bahwa klaim Rusia untuk menghentikan proses integrasi Euro-Atlantik untuk Ukraina dan Georgia tidak dapat diterima oleh UE karena membatasi hak negara berdaulat untuk memilih organisasi internasional mana yang ingin mereka ikuti.

Borrell mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut, para menteri Uni Eropa membahas peluncuran misi pelatihan Uni Eropa bagi pejabat tinggi militer di Ukraina sebagai bentuk dukungan terhadap negara tersebut.

Baca: Korea Selatan Longgarkan Pembatasan Covid-19

Baca: Gunung Bawah Laut Tonga Meletus, Jepang Hingga Kanada Terbitkan Peringatan Tsunami

Para menteri juga mulai mengerjakan strategi pertama blok itu tentang keamanan ruang angkasa, yang diharapkan akan diadopsi tahun depan karena, seperti yang disebut Borrell, “luar angkasa akan menjadi medan perang baru.”

Baca: Ukraina Jadi Sasaran Peretas, NATO Gandeng untuk Pertahanan Siber

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement