Ahad 16 Jan 2022 17:58 WIB

Minyak Goreng Kemasan Masih Mahal di Lampung

Minyak goreng kemasan masih bertahan dalam kisaran Rp 19.500 sampai Rp 21 ribu.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Warga antre membeli minyak goreng (ilustrasi)
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Warga antre membeli minyak goreng (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Meski sudah digelar Operasi Pasar (OP), harga minyak goreng kemasan yang dijual di pasar tradisional Kota Bandar Lampung masih mahal. Harga minyak goreng kemasan berbagai merek masih bertahan dalam kisaran Rp 19.500 sampai Rp 21 ribu per liter. “Belum turun, masih seperti biasa mahal minyak goreng,” kata Ina (53 tahun), ibu rumah tangga warga Bandar Lampung, Ahad (16/1/2022). 

Ibu dua anak ini hanya mampu membeli minyak goreng kemasan hanya satu liter. Biasanya ia menyetok minyak goreng kemasan dua liter sampai dua bungkus.

Baca Juga

Ia mengatakan, minyak goreng kemasan baik di pasar tradisional maupun di pasar swalayan tidak jauh berbeda harganya tetap mahal. “Kalau di supermarket harga standar, kalau naik, pasti di pasar tradisional juga naik,” tutur Ina.

Pedagang bahan pokok dapur rumah tangga di Pasar Induk Tamin menjual minyak goreng Rp 20 ribu per liter, bergantung dengan merek kemasan. Kemasan minyak goreng terkenal bisa mencapai Rp 22 ribu per liter, sedangkan minyak goreng kemasan tidak terkenal Rp 19 ribu sampai Rp 20 ribu per liter.

Sedangkan di Pasar Pasir Gintung, pedagang juga masih bertahan menjual minyak goreng kemasan dengan harga seperti pada akhir tahun 2021 seharga Rp 20 ribu per liter. Pasar rakyat yang dikenal murah harganya, tetap menjual minyak goreng berdasarkan harga pasaran yang berlaku.

Menurut Hasan, pedagang bahan pokok rumah tangga di Pasar Induk Tamin Bandar Lampung, harga minyak goreng memang belum turun sejak akhir tahun lalu. Kenaikan harga eceran minyak goreng kemasan lantaran karena dari agen/distributornya sudah naik. “Kata agen dari pabriknya memang sudah naik,” kata Hasan.

Pemprov Lampung tetap memantau harga minyak goreng di pasaran pascamenggelar OP minyak goreng Jumat (14/1/2022) pekan lalu. Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Lampung Kusnardi mengatakan, untuk menstabilkan harga minyak goreng di pasaran dengan memantau pergerakan harga pasar.

Ia mengatakan, kenaikan harga minyak goreng belakangan ini karena harga minyak sawit mentah sebagai bahan baku memang mengalami kenaikan. “Kami akan terus bekerja sama dengan produsen minyak goreng di Lampung untuk bersama-sama memantau perkembangan harga, guna menjaga stabilitasnya," kata Kusnardi.

Pemprov Lampung telah menggelar OP minyak goreng setelah mendapat pasokan minyak goreng dari Kementrian Perdagangan. OP minyak goreng kemasan di Kota Bandar Lampung dan 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung berlangsung serentak dengan harga jual Rp 14 ribu per liter, dan telah berlangsung sejak akhir tahun lalu.

Provinsi Lampung mendapat jatah untuk OP minyak goreng pada Desember 2021 telah disebar 5.000 liter, sedangkan pada OP yang digelar Jumat pekan lalu disebar 2.400 liter sesuai jatah dari Kementrian Perdagangan.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement