Seluruh RS di Surabaya Siaga Hadapi Omicron
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron | Foto: Pixabay
REPUBLIKA.CO.ID, SYRABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan bahwa dua pasien positif Covid-19 yang sebelumnya terkonfirmasi terpapar varian Omicron telah dinyatakan sembuh pada 13 Januari 2022. Namun kemudian muncul lagi empat pasien Covid-19 varian Omicron, sebagaimana hasil pemeriksaan Institute of Tropical Disease (ITD) Unair yang baru keluar pada 14 Januari 2022.
Eri memastikan, keempat pasien tersebut terus mendapat perawatan di rumah sakit dan kondisinya dalam keadaan baik. "Tapi meskipun Omicron, CT Value-nya tinggi lalu mereka dalam keadaan sehat atau pasien OTG,” kata Eri, Ahad (16/1).
Eri memastikan, Pemkot Surabaya melalui Dinas Kesehatan langsung melakukan tracing kepada keluarga dan tetangga sekitar pasien tersebut. Hasilnya, seluruh keluarga dan tetangga terdekat dinyatakan negatif varian Omicron.
“Mereka ada kegiatan di Jakarta dan beberapa hari tinggal di sana, tapi mereka tidak satu keluarga,” ujarnya.
Eri pun berharap seluruh warga yang telah melakukan perjalanan dari luar Kota Surabaya, untuk segera melakukan tes agar bisa mengetahui kondisi kesehatannya masing-masing. Eri pun meminta seluruh elemen masyarakat untuk terus bersama-sama menjaga protokol kesehatan.
Eri juga meminta kepada camat dan lurah, apabila terdapat warga yang terpapar Covid-19 segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan. Apalagi, kebanyakan rumah sakit rujukan Covid-19 dalam situasi kosong, setelah kasus melandai di Kota Pahlawan.
“Karena rumah sakit sekarang sedang kosong semua. Jangan dirawat di rumah, karena kalau di rumah sakit pemantauannya, penanganan, dan kesembuhan lebih cepat,” ujarnya.
Selanjutnya, untuk mengantisipasi puncak varian Omicron yang diprediksi akan terjadi pada awal Februari 2022, Eri memastikan bahwa seluruh rumah sakit yang memiliki ketentuan untuk menangani pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dalam keadaan siaga. Sebab, Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Surabaya juga sedang dijaga ketat.
“Asrama Haji, Rumah Sakit Lapangan Tembak maupun GBT masih di-standby-kan untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit,” ujarnya.
Eri juga memastikan ketersediaan obat dan oksigen di rumah sakulit dalam keadaan aman. Belajar dari pengalaman varian Delta, Eri mengharapkan semua pihak waspada sehingga tidak ada lonjakan Covid-19 yang terjadi di Kota Surabaya.