Senin 17 Jan 2022 08:37 WIB

Jakarta Jadi Medan Perang, Ini Cara Terbaik untuk tidak Tertular Omicron

Omicron lebih cepat menular dibandingkan varian delta.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Shelbi Asrianti / Red: Reiny Dwinanda
Karyawan perkantoran di kawasan bisnis di Jakarta, Jumat, 14 Januari 2022. Pemerintah menyebut DKI Jakarta sebagai medan perang pertama melawan varian omicron.
Foto:

Palmisano mengatakan, aturan lain yang ada sesungguhnya relatif. Dia berpendapat, seseorang tetap perlu bersosialisasi sesekali meski omicron melanda.

Tidak cukup bersosialisasi bisa memperburuk kesehatan mental. Supaya tetap aman, pilih tempat bertemu sahabat yang kurang ramai dan pergilah pada waktu yang tidak sibuk. Jangan pergi ke tempat yang dirasa mengkhawatirkan seperti pesta meriah yang digelar teman.

"Memilih untuk tidak menghadiri pesta ulang tahun teman anak Anda (atau hanya menunggu di dalam mobil) adalah pilihan yang masih dapat diterima secara sosial," ujar Palmisano, dikutip dari laman Eat This Not That, Ahad (16/1/2022).

Sementara itu, untuk mengantisipasi terjadinya gelombang omicron, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun mengimbau perkantoran agar kembali menerapkan work from home atau WFH. Luhut menyebut, untuk dua pekan ke depan, perkantoran yang tidak perlu kehadiran karyawannya 100 persen tidak usah 100 persen yang hadir.

"Jadi diatur saja melihat situasinya, apakah dibikin 75 persen untuk dua pekan ke depan," kata Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM pada Ahad (16/1/2022).

Pemerintah pun menyerahkan kepada masing-masing pimpinan perusahaan untuk menerapkan WFH. Melalui upaya pembatasan karyawan yang bekerja di kantor, ia berharap kenaikan kasus bisa tetap terkendali.

"Jika ada opsi WFH masih tetap mampu mencapai tingkat produktivitas, kami serahkan kepada pimpinan untuk melakukan asesmen sendiri. Saya mengimbau opsi tersebut bisa diambil," kata dia.

Tak hanya itu, Luhut juga mengimbau seluruh kementerian/lembaga agar meminimalkan kegiatan rapat secara tatap muka. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara daring.

Luhut memperkirakan puncak kasus omicron akan terjadi pada awal Februari mendatang. Hal itu berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, di mana varian omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari. Waktunya untuk menyentuh puncak penyebaran lebih cepat daripada varian delta.

"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena omicron akan terjadi pada awal Februari," katanya.

Kendati demikian, sebagian besar kasus yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan. Pemerintah pun menyiapkan strategi yang berbeda dengan penanganan varian delta.

"Namun, syaratnya kita semua harus disiplin. Saya ulangi, kita semua harus disiplin, dan kita semua harus kompak. Keberhasilan kita mengendalikan varian omicron tidak mungkin dapat dicapai tanpa kerja sama semua pihak, terutama dalam menjalankan protokol kesehatan," katanya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ اَسَرَّ النَّبِيُّ اِلٰى بَعْضِ اَزْوَاجِهٖ حَدِيْثًاۚ فَلَمَّا نَبَّاَتْ بِهٖ وَاَظْهَرَهُ اللّٰهُ عَلَيْهِ عَرَّفَ بَعْضَهٗ وَاَعْرَضَ عَنْۢ بَعْضٍۚ فَلَمَّا نَبَّاَهَا بِهٖ قَالَتْ مَنْ اَنْۢبَاَكَ هٰذَاۗ قَالَ نَبَّاَنِيَ الْعَلِيْمُ الْخَبِيْرُ
Dan ingatlah ketika secara rahasia Nabi membicarakan suatu peristiwa kepada salah seorang istrinya (Hafsah). Lalu dia menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan peristiwa itu kepadanya (Nabi), lalu (Nabi) memberitahukan (kepada Hafsah) sebagian dan menyembunyikan sebagian yang lain. Maka ketika dia (Nabi) memberitahukan pembicaraan itu kepadanya (Hafsah), dia bertanya, “Siapa yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab, “Yang memberitahukan kepadaku adalah Allah Yang Maha Mengetahui, Mahateliti.”

(QS. At-Tahrim ayat 3)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement