REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain tenis Amerika, Chris Evert, mengumumkan bahwa dia didiagnosis mengidap kanker ovarium stadium satu. Penyabet 18 gelar tunggal Grand Slam dan tiga gelar ganda Grand Slam itu justru bersyukur.
Dalam sebuah cicitan di Twitter, Evert merasa sangat beruntung karena profesional medis yang menanganinya mengetahui kondisi itu saat masih tahap awal. Dia juga akan berbagi cerita di balik diagnosis kankernya dalam tulisan.
"Saya mengharapkan hasil positif dari rencana kemo saya. Terima kasih kepada Anda semua karena menghormati kebutuhan saya untuk fokus pada kesehatan dan rencana perawatan saya," ujarnya lewat Twitter.
Perempuan 67 tahun itu secara khusus berterima kasih kepada jurnalis ESPN, Chris McKendry. Bersama sang jurnalis, Evert telah memulai penulisan bersama mengenai kesehatan personalnya.
Evert membagikan tautan ke cerita tersebut, yang memerinci diagnosis dan rencana perawatan. Evert mengetahui diagnosisnya pada awal Desember 2021. Dia menjalani tes genetik pada Oktober 2021.
Hasil tes menunjukkan bahwa Evert berisiko lebih tinggi terkena kanker ovarium, jadi dia menjalani histerektomi preventif. Setelah operasi, laporan patologi menunjukkan ada tumor ganas di tuba falopinya.
Karena kondisi itu, Evert harus menjalani pembedahan dan kemoterapi. Dia mengaku tidak tahu bagaimana menanggapi situasi tersebut, namun dia agak lega karena tahu kemoterapi bertujuan agar kanker tidak datang kembali.
Evert yang telah menjadi analis ESPN sejak 2011 punya riwayat kanker ovarium dalam keluarganya. Adik perempuannya, Jeanne Evert Dubin, didiagnosis mengidap kanker tersebut pada Februari 2020.
Berbeda dengan Evert, kanker ovarium Dubin terdeteksi ketika sudah pada stadium lebih lanjut. Sang adik telah meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit tersebut, tepatnya pada usia 62 tahun.