REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Otoritas persaingan usaha Australia pada Senin mengaku "sangat khawatir" dengan laporan tentang lonjakan harga tes cepat antigen Covid-19. Mereka pun mencari informasi dari pemasok, pengecer dan jaringan apotek tentang kenaikan harga itu.
Seperti diketahui, Australia tengah menghadapi kelangkaan alat tes cepat antigen mandiri setelah otoritas mendesak orang-orang tanpa gejala yang memiliki riwayat kontak dekat dengan pasien Covid-19 agar melakukan tes sendiri di rumah. Langkah itu diambil supaya mereka tak perlu mendatangi pusat-pusat tes pemerintah yang dipenuhi warga, yang membuat waktu tunggu hasil tes menjadi lebih panjang.
"Di tengah lonjakan Covid-19 selama pandemi, harga berlebihan dari tes cepat antigen yang diperlukan untuk mendiagnosa penyakit dan melindungi anggota masyarakat, sangat mengkhawatirkan," kata Ketua Komisi Persaingan dan Konsumen Australia Rod Sims.
Sims mengatakan ada laporan harga alat tes Antigen melonjak hingga 500 dolar Australia (Rp5,2 juta) di pengecer daring dan 70 dolar (Rp721.435) per tes di toko-toko dari sebelumnya 10 dolar di apotek beberapa pekan lalu. "Ini benar-benar keterlaluan," kata Sims dalam sebuah pernyataan.
Sydney Morning Herald melaporkan, alat rapid tes antigen ditawarkan 100 Australia atau sekitar Rp 1,031 juta kepada mereka yang putus asa per sekali uji.
Setelah sukses meredam virus corona di awal pandemi, Australia telah melaporkan hampir 1,3 juta kasus dalam dua pekan terakhir, yang membuat rumah sakit dan pusat pengujian kewalahan di tengah laporan adanya penimbunan alat tes mandiri.