Senin 17 Jan 2022 17:54 WIB

Selandia Baru Gagal Lakukan Penerbangan Pengawasan Dampak Letusan di Tonga

Selandia Baru belum bisa menerbangkan pesawat untuk asesmen tingkat kerusakan Tonga

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Sebuah dermaga terkoyak di sebuah marina di Tutukaka, Selandia Baru, Ahad, 16 Januari 2022, setelah gelombang dari letusan gunung berapi menyapu marina. Sebuah gunung berapi bawah laut meletus dengan cara yang spektakuler Sabtu di dekat negara Pasifik Tonga, mengirimkan gelombang tsunami menerjang pantai dan orang-orang bergegas ke tempat yang lebih tinggi.
Foto: AP/Tanya White/NZME
Sebuah dermaga terkoyak di sebuah marina di Tutukaka, Selandia Baru, Ahad, 16 Januari 2022, setelah gelombang dari letusan gunung berapi menyapu marina. Sebuah gunung berapi bawah laut meletus dengan cara yang spektakuler Sabtu di dekat negara Pasifik Tonga, mengirimkan gelombang tsunami menerjang pantai dan orang-orang bergegas ke tempat yang lebih tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Ancaman tsunami di sekitar Pasifik dari letusan gunung berapi bawah laut yang besar telah surut pada Ahad (16/1/2022). Namun awan abu besar yang menutupi negara pulau kecil Tonga mencegah penerbangan pengawasan dari Selandia Baru untuk menilai tingkat kerusakan.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan belum ada laporan resmi tentang cedera atau kematian di Tonga. Namun, dia memperingatkan pihak berwenang belum melakukan kontak dengan beberapa daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Baca Juga

"Komunikasi dengan Tonga masih sangat terbatas. Dan saya tahu itu menyebabkan sejumlah besar kecemasan bagi komunitas Tonga di sini," kata Ardern.

Menurut Ardern, Selandia Baru tidak dapat mengirim penerbangan pengawasan di atas Tonga karena awan abu setinggi 19 ribu meter. Dia berharap untuk mencoba lagi pada Senin (17/1/2022), diikuti oleh pesawat pasokan dan kapal angkatan laut.

Ardern menyebut telah terjadi kerusakan signifikan pada kapal dan toko di sepanjang garis pantai Tonga. Ibukotanya, Nuku'alofa, tertutup lapisan tebal debu vulkanik, mencemari pasokan air, dan menyebabkan berkurangnya pasokan air bersih.

Badan-badan bantuan mengatakan abu tebal dan asap telah mendorong pihak berwenang untuk meminta orang-orang memakai masker dan minum air kemasan. Gambar satelit menunjukkan letusan spektakuler dengan gumpalan abu, uap, dan gas naik seperti jamur di atas perairan Pasifik biru pada Sabtu (15/1/2022) malam. Ledakan sonik bisa terdengar sampai ke Alaska.

Gelombang tsunami menerjang pantai dan orang-orang berhamburan ke tempat yang lebih tinggi di Tonga. Letusan itu memutus internet ke Tonga, membuat teman dan anggota keluarga di seluruh dunia dengan cemas mencoba menghubungi untuk mencari tahu kondisi di sana. Bahkan situs web pemerintah dan sumber resmi lainnya tetap tanpa pembaruan pada Ahad sore.

Koordinator peringatan tsunami untuk Pusat Peringatan Tsunami Nasional di Palmer, Alaska, Dave Snider, mengatakan sangat tidak biasa letusan gunung berapi memengaruhi seluruh cekungan laut. Menurutnya kondisi yang terjadi menyeramkan dan menakutkan.

Gelombang tsunami menyebabkan kerusakan pada perahu-perahu di Selandia Baru dan Santa Cruz, Amerika Serikat. Snider mengatakan dia mengantisipasi situasi tsunami di AS dan di tempat lain untuk terus membaik.

Peringatan tsunami sebelumnya dikeluarkan untuk Jepang, Hawaii, Alaska, dan pantai Pasifik AS. Survei Geologi AS memperkirakan letusan tersebut menyebabkan gempa yang setara dengan gempa bermagnitudo 5,8. Para ilmuwan mengatakan tsunami yang dihasilkan oleh gunung berapi daripada gempa bumi relatif jarang terjadi.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement