Selasa 18 Jan 2022 00:54 WIB

Netanyahu Tengah Mengusahakan Lepas dari Persidangan Korupsi

Netanyahu diadili karena penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan menerima suap

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meninggalkan gedung pengadilan Yerusalem, 16 November 2021. Netanyahu kembali ke pengadilan untuk sidang korupsinya, tetapi hakim mengabulkan permintaan pembelaan untuk menunda kesaksian yang sangat dinanti dari mantan dokternya. Netanyahu menghadapi persidangan atas tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus terpisah.
Foto: EPA-EFE/JACK GUEZ / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meninggalkan gedung pengadilan Yerusalem, 16 November 2021. Netanyahu kembali ke pengadilan untuk sidang korupsinya, tetapi hakim mengabulkan permintaan pembelaan untuk menunda kesaksian yang sangat dinanti dari mantan dokternya. Netanyahu menghadapi persidangan atas tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus terpisah.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang merundingkan kesepakatan pembelaan dalam kasus korupsi yang melibatkan dirinya. Laporan tersebut dibeberkan oleh seseorang yang terlibat dalam pembicaraan itu.

Kesepakatan apa pun itu dapat menghindarkan Netanyahu dari persidangan yang memalukan dan berlarut-larut. Kemungkinan kesepakatan itu dapat ditandatangani pada awal pekan ini dan dapat mengantar Netanyahu keluar dari panggung politik Israel selama bertahun-tahun.

Baca Juga

Orang yang terlibat dalam negosiasi menyebut kesepakatan pembelaan akan membatalkan tuduhan suap dan penipuan dan membatalkan satu kasus sepenuhnya. Dia mengatakan kesepakatan pembelaan kemungkinan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

 

Sejumlah elemen masih belum terselesaikan, termasuk dimasukkannya tuduhan perbuatan tercela, yang menurut hukum Israel akan melarang Netanyahu terlibat dalam dunia politik selama tujuh tahun. Mereka juga mempertimbangkan apakah Netanyahu akan dipaksa untuk melakukan pelayanan masyarakat di bawah kesepakatan.

Memasukkan perbuatan tercela akan menantang sumpah Netanyahu untuk kembali memimpin negara itu setelah 12 tahun pemerintahannya berakhir tahun lalu oleh koalisi partai yang berbeda ideologis. Namun Netanyahu dapat kembali lagi ketika larangan itu berakhir.

Laporan kesepakatan membuat marah para kritikus yang mengatakan itu akan merusak supremasi hukum. Demonstran berkumpul menentang kesepakatan yang berkembang di luar rumah jaksa agung Sabtu (15/1/2022) malam. Kesepakatan apa pun kemungkinan akan ditentang di pengadilan.

"Pria yang bekerja untuk menghancurkan kepercayaan publik pada dasar-dasar demokrasi karena alasan pribadi tidak memenuhi syarat untuk kesepakatan," kata Menteri Kesehatan Nitzan Horowitz.

Horowitz merujuk pada upaya Netanyahu setelah didakwa untuk meragukan sistem peradilan Israel. Mantan perdana menteri itu mengatakan tuntutan yang diberikan kepadanya bersifat bias dan mengejar perburuan terhadapnya.

Netanyahu diadili karena penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan menerima suap dalam tiga kasus terpisah. Pemimpin oposisi pemerintah Israel ini pun membantah melakukan kesalahan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement