Senin 17 Jan 2022 18:09 WIB

BMKG: Warga Yogyakarta Agar Waspadai Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem berpotensi memicu peningkatan tinggi gelombang di pesisir selatan Yogya

Alat pemantauan kecepatan angin dan alat pengukur penguapan air di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY, Sleman, Yogyakarta. BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang-lebat disertai kilat, petir, serta angin kencang di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama beberapa hari ke depan.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Alat pemantauan kecepatan angin dan alat pengukur penguapan air di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY, Sleman, Yogyakarta. BMKG mengimbau masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang-lebat disertai kilat, petir, serta angin kencang di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama beberapa hari ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, Yogyakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang-lebat disertai kilat, petir, serta angin kencang di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama beberapa hari ke depan.

"Waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang yang dapat berdampak pada terjadinya longsor, banjir, banjir bandang, genangan, pohon tumbang," kata Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta International Airport (Stamet YIA) Warjono melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin (17/1).

Baca Juga

Cuaca ekstrem tersebut, kata dia, juga berpotensi memicu peningkatan tinggi gelombang di pesisir selatan Yogyakarta. Warjono menuturkan potensi hujan sedang-lebat diperkirakan berlangsung hingga 21 Januari 2022. Ia menjelaskan berdasarkan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer per 17 Januari 2022 pukul 12.00 WIB, Stamet YIA mengidentifikasi adanya peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti coldsurge atau seruak massa udara dingin dari Asia menuju wilayah Indonesia.

Selain itu, teridentifikasi pula aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial, serta pola tekanan udara rendah yang memicu terbentuknya pumpunan angin serta adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal."Kondisi tersebut secara signifikan dapat meningkatkan potensi peningkatan curah hujan hingga cuaca ekstrem di wilayah DIY dalam periode tiga hingga lim hari ke depan," ujar dia.

Potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir, serta angin kencang di wilayah DIY antara lain di Kabupaten Sleman meliputi Kecamatan Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Kalasan, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Berbah, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Moyudan, serta Prambanan. Di Kabupaten Kulon Progo (Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang, Sentolo, Pengasih, Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Kokap), Kota Yogyakarta (Umbulharjo, Kotagede, Mergangsan, Pakualaman, Gondokusuman, Danurejan, Gondomanan, Kraton, Gedongtengen, Ngampilan, Wirobrajan, Tegalrejo, Jetis, Mantrijeron).

Berikutnya di Kabupaten Bantul (Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Banguntapan, Piyungan, Imogiri, Dlingo, Pundong, Pandak, Bambanglipuro), dan Gunungkidul (Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin, Patuk, Playen, Paliyan, Panggang, Purwosari, Semanu, Tepus, Semanu, Rongkop, Karangmojo, Wonosari, Tanjungsari, Saptosari, Ponjong, Girisubo).

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement