REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Tengah tercatat membantu 984 orang sakit dan memperbaiki 81 pondok pesantren yang dananya berasal dari pengumpulan zakat para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jateng pada periode 2021.
"Total bantuan bagi ratusan orang itu berjumlah Rp 11.069.787.000, dengan besaran santunan yang diberikan bervariasi, tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing penerima," kata Pelaksana Pelatihan Tenaga Kerja Mustahik Produktif Baznas Jateng Rajimin di Semarang, Senin (17/1).
Ia mengungkapkan banyak yang mengajukan proposal bantuan untuk warga sakit ke Baznas Jateng, apalagi syaratnya mudah, yakni cukup menunjukan data pribadi, seperti tanda pengenal, kartu keluarga, riwayat kesehatan dari rumah sakit serta bukti dokumentasi.
Menurut dia, berbagai kalangan masyarakat dapat mengajukan proposal bantuan asal memenuhi persyaratan penerima zakat dan lolos verifikasi dari kelompok kerja penyuluh yang tersebar hingga kelurahan dan kecamatan.
"Ada delapan asnaf (kriteria penerima zakat), di antarnya fakir, miskin, amil, mualaf, gharimin, fisabilillah dan ibnu sabil. Kalau di negara kita cuma ada tujuhasnaf, sebab kita tidak ada perbudakan atau hamba sahaya," ujarnya.
Secara umum, ia menyebut proses pemberian bantuan dilakukan dari pengajuan di tingkat desa atau melalui Baznas tingkat kabupaten/kota, namun untuk yang sakit bantuan bisa diberikan lebih cepat.
Selain itu, untuk orang sakit proses pengajuan bisa dilakukan oleh keluarga atau tetangga dekat. "Kalau orang sakit pertimbangannya bisa lebih cepat, namun harus tetap kami cek, misalnya saya, mengetahui ada tetangga saya sakit jantung bocor, ia bolak-balik ke RSUP Kariadi. Saya juga boleh mengajukan orang tersebut untuk menjadi penerima, nanti syarat administrasi akan saya berikan," katanya.
Lebih lanjut, Baznas Jateng pun bekerja sama dengan Baznas di 35 kabupaten/kota, untuk melakukan verifikasi penerima bantuan, sekaligus juga berkoordinasi dengan lembaga amil zakat (LAZ) dari berbagai organisasi masyarakat Islam. "Kerja sama itu dilakukan, agar bisa memaksimalkan donasi pada orang yang belum terjamah bantuan," ujarnya
Ketua Yayasan Ponpes Roudlotul Mubtadiin, Kabupaten Jepara Mustamir Wildan mengatakan pihaknya memperoleh bantuan saat pondok pesantren itu meraih urutan kedua lomba Duta Pesantren yang diadakan Pemprov Jateng 2020. Prestasi itu kemudian diganjar dengan hadiah sebesar Rp125.000.000 dan Jogo Santri Kit senilai Rp8 juta.
Tempat tersebut memiliki dua kamar rawat, tabung oksigen, ruang obat dan sebuah kamar mandi. Selain itu, pondok pesantren juga bekerja sama dengan dokter asal puskesmas setempat, untuk melakukan pemeriksaan.
"Salah satunya ketika terjadi wabah Covid-19. Kami atasi itu dengan bantuan dari Baznas, membangun ruang isolasi karantina untuk para santri yang badannya panas atau flu. Ke depan, ruang itu akan kami jadikan klinik kesehatan bagi para santri," kata Mustamir.