REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut mengantisipasi potensi penyebaran Covid-19 varian omicron di wilayahnya. Sebagai bentuk kewaspadaan, Dinkes Kabupaten Garut mengirimkan spesimen salah satu pasien untuk diperiksa lebih lanjut di Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Jakarta.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Garut Leli Yuliani menjelaskan, ada satu warga yang baru bepergian dari Jakarta. Warga tersebut menunjukkan gejala, dan kini tengah menjalani isolasi di rumah sakit. Dikhawatirkan pasien tersebut terpapar Covid-19 varian omicron. “Ini masih dicurigai, tapi antisipasi. Soalnya kan kalau benar itu (omicron) cepat menularnya, walaupun gejalanya ringan,” kata dia, saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (17/1/2022).
Leli mengatakan, penelusuran kontak erat pasien tersebut sudah dilakukan. Untuk memastikan terpapar omicron atau bukan, kata dia, spesimen satu pasien tersebut harus dikirimkan ke Balitbangkes di Jakarta. Menurut dia, kemungkinan hasil pemeriksaan spesimen tersebut baru diketahui satu pekan sampai dua pekan ke depan. “Kan pemeriksaannya harus ke Jakarta, ke Balitbangkes. Kami kan tak bisa menentukan di daerah,” ujarnya.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, hingga 16 Januari 2022 dilaporkan ada 13 orang yang masih dalam status aktif Covid-19. Sembilan orang di antaranya disebut menjalani isolasi mandiri. Adapun empat orang lainnya menjalani isolasi di rumah sakit.
Menurut Leli, selama beberapa pekan terakhir ini ada kenaikan kasus harian Covid-19 di Kabupaten Garut, meskipun angkanya dinilai tak signifikan. “Biasanya seminggu itu kan ada satu atau dua kasus baru. Sekarang bisa empat kasus baru,” kata dia.
Untuk menekan potensi penyebaran Covid-19 ini, Leli kembali mengingatkan masyarakat di Kabupaten Garut agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Terlebih dengan adanya varian omicron, yang tingkat penyebarannya disebut lebih cepat. “Sekarang memang (prokesnya) mulai longgar lagi,” ujar Leli.