Senin 17 Jan 2022 23:17 WIB

Aksi Warga Israel Protes Penggusuran Rumah Badui Palestina

Israel terus melakukan penggusuran rumah warga Palestina

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Rumah Palestina dihancurkan (ilustrasi) Israel terus melakukan penggusuran rumah warga Palestina
Foto: Dok MER-C Gaza
Rumah Palestina dihancurkan (ilustrasi) Israel terus melakukan penggusuran rumah warga Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, HAIFA— Warga di Kota Haifa melakukan unjuk rasa dalam solidaritas untuk warga Badui Palestina Negev di tengah penggusuran paksa oleh otoritas pendudukan Israel. 

Rumah-rumah di Gurun Negev atau Naqab akan digusur sehingga orang Badui terancam akan terlantar.  

Baca Juga

Para pengunjuk rasa mengadakan protes di German Quarter di kota itu, mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan "Dari Haifa ke Negev, revolusi martabat dan kemarahan."  

“Kami menuntut diakhirinya upaya [perpindahan] ini, dan perjuangan rakyat adalah satu-satunya cara untuk menyampaikan pesan kami, dan kami menyerukan semua orang untuk turun ke jalan untuk menghentikan serangan di semua kota Palestina, bukan hanya Negev," kata aktivis Nisreen Jabareen selama protes di Haifa dilansir dari The New Arab, Senin (17/1/2022). 

Sebuah proyek penanaman pohon sayap kanan kontroversial di desa Sawe Al-Atrash, Negev telah mengancam tanah dan rumah warga Palestina. Masalah ini juga telah menabur perselisihan dalam koalisi rapuh pemerintah Israel, yang mencakup sebuah partai Islam Palestina. 

Pihak berwenang Israel secara brutal menekan protes dari penduduk lokal Palestina di kawasan itu, termasuk perempuan dan anak-anak. Lebih dari 100 orang ditangkap dalam tindakan keras itu, sementara puluhan lainnya masih ditahan. "Ada demonstrasi di semua desa dan kota dalam solidaritas dengan Negev," kata aktivis Majd Kayyal. 

“Puluhan ribu orang Badui kami di Negev menderita dari upaya pemindahan terus menerus untuk memerintahkan mencabut mereka dari tanah dan rumah mereka. Negev adalah setengah dari tanah air Palestina, dan itu adalah tugas kita untuk siap berjuang dalam membela tanah air. Negev," tambahnya. 

Hind Hajar Salman, koordinator di asosiasi nirlaba Badui Without Borders, mengatakan perkembangan di Negev adalah kelanjutan dari Nakba 1948, ketika orang-orang Palestina dipindahkan secara paksa dari rumah mereka selama pembentukan Israel. "Apa yang terjadi sejak Senin lalu bukanlah awal di Negev, dan tidak akan menjadi akhir," katanya. 

“Buldozer berhenti karena orang-orang turun ke jalan, dan partisipasi pemuda dalam demonstrasi sudah jelas sejak pemberontakan Mei lalu, dan mereka memiliki kesadaran penuh atas semua yang terjadi, dan mereka tahu bahwa mereka adalah pemilik dari [tanah]," tambahnya.  

Protes juga telah diadakan di Tepi Barat yang diduduki dan Gaza untuk mendukung orang-orang Palestina di Negev.  Protes terlihat di kota-kota lain di Israel, termasuk Jaffa dan Nazareth.   

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement