Selasa 18 Jan 2022 06:41 WIB

Ini Isi Rekaman CVR Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh

Pesawat Sriwijaya SJ 182 itu jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas KNKT membawa Kotak hitam (black box) pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 Jakarta - Pontianak di Dermaga JICT, Tanjung Priok. (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Petugas KNKT membawa Kotak hitam (black box) pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 Jakarta - Pontianak di Dermaga JICT, Tanjung Priok. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah menerbitkan interim statement atau pernyataan sementara mengenai ivestigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor registrasi PK-CLC. Pesawat rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJ 182 itu jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021. 

Dalam interim statement tersebut, KNKT mengungkapkan data yang didapatkan dalam cockpit voice recorder (CVR). CVR merupakan salah satu bagian penting dari kotak hitam yang merekam percakapan antara pilot dan kopilot. 

Baca Juga

KNKT berhasil mengunduh empat saluran terpisah dengan dua jam data audio yang direkam di setiap saluran CVR. "CVR menangkap audio yang direkam dari persiapan penerbangan hingga akhir penerbangan kecelakaan," tulis KNKT dalam interim statement tersebut.

Saluran satu merekam sistem pengumuman penumpang dan saluran dua merekam audio stasiun SIC. Sementara itu, saluran tiga merekam audio stasiun PIC dan saluran empat merekam mikrofon area kopilot.  

Dari data CVR yang berhasil diunduh tersebut mengungkapkan bahwa, saluran satu yang direkam sama dengan saluran dua. Saluran dua merekam semua komunikasi suara SIC selama penerbangan dan komunikasi antara menara ATC dengan pesawat lain. 

Sementara, saluran tiga merekam komunikasi suara PIC dengan teknisi darat. Selama penerbangan, suara PIC tidak direkam. Suara PIC direkam di channel dua dari mikrofon headset SIC saat suara PIC cukup keras.

KNKT mengungkapkan saluran empat merekam nada yang menonjol dengan frekuensi sekitar 400 Hz. Sayangnya, nada tersebut mengganggu semua sinyal audio lainnya dan data audio yang direkam tidak dapat dimengerti.

KNKT hingga saat ini masih terus menyelesaikan investigasi kecelakaan pesawat yang menewaskan hingga 62 orang itu. Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ony Soerjo Wibowo mengatakan hingga saat ini, investigasi sudah cukup mengumpulkan bukti dan pengujian. 

“Selanjutnya investigasi akan memulai melakukan analisis terkait mengapa pesawat jatuh," kata Ony kepada Republika.co.id, Senin (17/1/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement