REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah mengirim lebih dari 4.000 ton beras ke Suriah, di tengah krisis ekonomi dan kekurangan pasokan makanan selama dua tahun terakhir. Duta besar China, Feng Biao, dan Kepala Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC), Khaled Hboubati, menandatangani kesepakatan untuk pengiriman bantuan makanan.
"Kami berharap bantuan itu akan membantu meringankan penderitaan warga Suriah dan, pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada SARC atas kerja sama mereka," ujar Feng, dilansir Middle East Monitor, Selasa (18/1/2022).
Sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir Beijing telah membuat kesepakatan untuk mengirimkan bantuan ke Suriah. Pemerintah China mendukung rezim Bashar Al-Assad, dalam konflik selama satu dekade yang saat ini masih berlangsung.
Sejak 2019, terjadi kelangkaan bahan pokok seperti gandum dan bahan bakar di Suriah. Kelangkaan gandum disebabkan oleh kekeringan, sulitnya akses air di Suriah dan kawasan secara keseluruhan, termasuk sanksi internasional.
Kondisi tersebut telah mendorong Assad untuk menerima bantuan gandum dari Rusia dan bahan bakar dari Iran. Tetapi China semakin tampak seperti pelindung yang lebih menonjol bagi pemerintah Suriah.
Peningkatan kerja sama antara Damaskus dan Beijing juga terjadi di tengah bergabungnya Suriah dengan Inisiatif Belt and Road. Hal ini memungkinkan pemerintah Suriah memiliki akses yang lebih besar terhadap bantuan dan dukungan dari China.