Selasa 18 Jan 2022 11:06 WIB

China: Timur Tengah Alami Konflik karena Intervensi Asing

Pernyataan dikeluarkan setelah bertemu menlu dari negara-negara Teluk, Turki dan Iran

Red: Esthi Maharani
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan  melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS).  Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.

ISTANBUL -- Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menilai konflik di Timur Tengah terjadi akibat intervensi asing. Menlu Wang Yi menambahkan penarikan Amerika Serikat (AS) yang tergesa-gesa dari kawasan itu tahun lalu telah menyebabkan kekacauan seperti diungkap harian China Global Times pada Senin (17/1/2022).

Wang memberikan pernyataan ini dalam percakapan wawancaranya dengan media Sabtu (15/1/2022) ini setelah menjamu diplomat tinggi dari Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, Turki, dan Iran serta sekretaris jenderal Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di kota Wuxi di provinsi Jiangsu, China Timur.

“Timur Tengah memiliki sejarah panjang, budaya yang unik, dan sumber daya alam yang berlimpah, tetapi pada saat yang sama, kawasan ini menderita kerusuhan dan konflik yang sudah lama ada karena intervensi asing,” kata Wang.

“China selalu mendukung Timur Tengah untuk mewujudkan stabilitas dan mempercepat perkembangannya. Kami percaya orang-orang Timur Tengah adalah penguasa Timur Tengah. Tidak pernah ada 'kekosongan kekuasaan', dan tidak ada kebutuhan 'patriarki dari luar,'” tegas Wang.

Menlu China mengklaim fakta telah berulang kali membuktikan bahwa komunitas internasional dapat berkontribusi pada stabilitas di Timur Tengah tetapi seharusnya tidak menimbulkan masalah.

“Timur Tengah membutuhkan pembangunan, dan negara-negara kawasan dapat belajar dari model eksternal tetapi tidak boleh secara langsung meniru model tersebut. Neo-liberalisme bukanlah obat mujarab,” kata Wang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement