Selasa 18 Jan 2022 12:18 WIB

Antisipasi Omicron, RSD Gunung Jati Siapkan Ratusan Tempat Tidur

RSD Gunung Jati juga menyiapkan ruang flu burung untuk ruang isolasi pasien Covid-19.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di sebuah kamar di asrama Kampus III Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (27/6/2021).  Sebanyak 270 tempat tidur di Kampus III UIN Sunan Gunung Djati siap dijadikan lokasi mandiri bagi pasien COVID-19 imbas dari keterisian Rumah Sakit di Bandung Raya yang dinyatakan hampir melebihi kapasitas.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di sebuah kamar di asrama Kampus III Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (27/6/2021). Sebanyak 270 tempat tidur di Kampus III UIN Sunan Gunung Djati siap dijadikan lokasi mandiri bagi pasien COVID-19 imbas dari keterisian Rumah Sakit di Bandung Raya yang dinyatakan hampir melebihi kapasitas.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Cirebon telah siap mengantisipasi potensi puncak penyebaran Omicron. Selain tenaga medis, kesiapan juga menyangkut tempat tidur bagi pasien.

"Dari sisi sarana dan prasarana, kita saat ini sudah siap," ujar Direktur RSD Gunung Jati, Katibi.

Untuk ruangan, Katibi menyatakan, pihaknya telah menyiagakan ruang flu burung yang berisi enam tempat tidur sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Namun jika keterisian ruang itu sudah lebih dari 80 persen, maka pihaknya akan menggunakan ruangan yang dulu dipakai saat gelombang kedua Covid-19 tahun lalu.

Adapun ruangan itu, yakni ruangan Teratai 1, Teratai 2, Prabu Siliwangi 1, Prabu Siliwangi 2, Prabu Siliwangi 3, Prabu Siliwangi 4 dan gedung eks IGD. Untuk jumlah tempat tidur secara keseluruhannya, mencapai 216 tempat tidur.

"Itu sudah disiapkan. Prinsipnya tinggal lihat perkembangan sikon saja," kata Katibi.

Sedangkan untuk tenaga kesehatan, lanjut Katibi, pihaknya memiliki sekitar 200 orang. Mereka terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, tenaga perawat dan tenaga radiologi.

Menurut Katibi, tim tenaga kesehatan tersebut sebelumnya ditugaskan dalam penanganan Covid-19 gelombang kedua tahun lalu. Hingga saat ini, tim tersebut masih eksis.

Katibi menjelaskan, para tenaga kesehatan di rumah sakit yang dipimpinnya tersebut juga telah menjalani vaksinasi Covid-19. Untuk vaksin pertama dan kedua, sudah 100 persen. Sedangkan untuk vaksinasi ketiga atau booster, sudah tercapai 80 persen.

Sementara itu, ketika ditanyakan mengenai pasien Covid-19 yang dirawat di RSD Gunung Jati, Katibi menerangkan, pihaknya terakhir kali merawat pasien Covid-19 pada 21 November 2021.

Setelah 21 November 2021 hingga 3 Januari 2022, lanjut Katibi, tidak ada satupun pasien Covid-19 yang dirawat di RSD Gunung Jati. Namun pada 3 Januari 2022, masuk satu orang pasien yang positif Covid-19, dan dinyatakan sembuh pada 10 Januari 2022.

"Setelah itu sampai hari ini, tidak ada lagi pasien Covid-19 yang dirawat di sini," kata Katibi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement