Selasa 18 Jan 2022 12:41 WIB

Ketahui Bahaya Selfie KTP-el Menjadi NFT

KTP secara etika tidak bisa dibagikan dan diperjualbelikan.

Ilustrasi KTP elektronik (e-KTP)
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi KTP elektronik (e-KTP)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Non-Fungible Token atau NFT menjadi sangat booming setelah pemuda bernama Ghozali sukses menjual foto selfie dalam bentuk NFT. Harga foto selfie nya laku hingga miliaran rupiah.

Setelah itu, muncul banyak orang yang mencoba peruntungan dengan menjual beberapa foto seperti milik Ghozali. Ada pula yang menjual foto selfie KTP sebagai NFT.

Baca Juga

Head of TokoMall Thelvia Vennieta mengatakan fenomena swafoto dengan identitas (KTP) untuk ditransaksikan menjadi NFT sangat berbahaya. Secara etika, hal ini juga tidak dapat dibenarkan untuk diperjualbelikan dalam bentuk apapun.

"Fenomena swafoto dengan KTP menjadi NFT merupakan hal yang tidak lazim, karena kita tahu bahwa KTP itu kan secara etika tidak bisa dibagikan dan diperjualbelikan. Sangat berbahaya jika data pribadi diperjualbelikan melalui media apapun, termasuk lewat NFT," kata Thelvia, Selasa (18/1/2022).

NFT menjadi sebuah perbincangan hangat warganet Indonesia setelah berita seorang pemuda bernama Ghozali yang menjadi viral karena kebiasannya melakukan swafoto dan diunggah di marketplace NFT, OpenSea, dan menghasilkan uang dari sana. Namun, tak lama muncul sejumlah "karya" yang diperjualbelikan adalah swafoto dengan membawa KTP, yang sangat berbahaya bagi keamanan digital masyarakat.

"Ghozali effect menurut saya mampu menambah awareness dan popularitas NFT di masyarakat Indonesia, namun sayangnya ada penyalahgunaan momentum pasca NFT foto selfie ini laku di pasaran," ucap dia.

Dari fenomena ini dia menilai masih adanya jurang awareness dan pemahaman masyarakat akan NFT tersebut. Thelvia mengatakan edukasi kepada masyarakat yang dibutuhkan saat ini tidak hanya pada teknologi atau industrinya, tetapi juga kebiasaan (human behaviour) secara mendasar atas apa hal-hal yang layak dibagikan kepada umum dan tidak.

Thelvia menambahkan, perkembangan NFT di Indonesia ada di tahap awal (early stage), dalam artian dibutuhkan kontribusi dari semua pelaku industri."Seperti TokoMall sebagai penyedia NFT marketplace platform dan pemain lain, para kreator yang sudah terjun dan juga peranan penting komunitas sebagai thought leader untuk memberikan pemahaman terkait NFT itu sendiri," kata Thelvia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement